20 : Hurt Road

2.3K 343 95
                                    

Recomended Song :

Day6 - Hurt Road, karena ini adalah jalan yang menyakitkan bagi Arya TT

Day6 - Marathon, yah hidup emang udah susah, jadi jangan diburu - buru

Dengerin lagu Day6 sambil menyerapi artinya itu healing thing tersendiri emang.

Selamat membaca sambil mendengarkan lagunya!







" Gue yang hamilin Sindy. "





Tak ada respon dari pernyataan itu. Suara berisik dari sekre Paduan Suara tetangga mereka menjadi backsound yang menemani, terdengar lagu Peterpan – Ada apa denganmu? Yang menghentak dengan suara genjrengan gitar.

Arya menatap satu persatu wajah rekan dan seniornya.

Ada Siddiq yang masih menunduk, Jinan, Sian dan Wira yang menghela nafas berkali – kali, Naresha yang diam menatap Arya menelisik ekspresi lelaki itu. Daniel iseng memutar – mutar bolpoin di atas karpet, sedangkan Orion terlihat mencorat – coret kertas di tangannya sambil selonjoran.

Mereka semua lesehan dan melingkar di atas karpet.

Wishaka yang barusan dipanggil, duduk diam menanti penjelasan lebih dulu. Hanif tidak bisa datang karena ada kelas penting, Brian pun demikian. Sedangkan Jaiz harus mengantar Ibunya check up.

"Sindy udah hamil sebulan lebih. Katanya, udah dicheck seminggu lalu. Gue baru dikasih tahu kemaren malem."

Arya melanjutkan ucapannya, tapi tidak ada yang menanggapi.

"Sindy bakal cuti kuliah, dia udah semester 6 sekarang. Nunda satu semester gak akan ngaruh banyak. Soalnya kalau lanjut kuliah dengan keadaan hamil, gue khawatir dia bakal stress."


"Arya,.."

Suara Orion mengalun, menjadi yang pertama menanggapi.

"Lo pikir kita percaya?"

Jinan tertawa sinis, "Kalau kejadiannya nimpa gue sih bisa jadi, orang bakal percaya aja ngeliat gimana brengseknya gue. Meski sekarang udah enggak, tapi gue suka balapan, pernah minum, ngerokok bahkan kebutan di jalan. Tapi ini seorang Arya. Minum gak pernah, ngerokok enggak, apalagi bikin melendung anak orang?"

"Ini kan bolongnya gue. Gue juga cowok, punya nafsu."

"Tapi lo cukup pinter buat pake kondom sih ya," ucapan Sian ditepok Siddiq.

"Gak perlu ngomong ke sana – sini lagi. Certain ke kita yang sebenernya. Kita tahu lo, kenal lo gak cuman sebulan dua bulan. Lo bukan lelaki yang bakal ngelakuin hal gak bertanggung jawab kaya gini."

Siddiq menghela nafas, "apalagi Abang tahu, gimana sayangnya lo sama Sindy dulu. Sampe lo ngerelain keberhasilan yang udah ada di depan mata lo."

Arya menunduk, kedua telapak tangannya menutup wajahnya, ia mengusapnya kasar. Begitu dibuka, mata Arya sudah memerah.

"Ar, dengan kaya gini masalah gak bakal selesai. Lo gak bisa nolong Sindy dengan cara kaya gini."


Pers Kampus 2.0✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang