27 : Bintang dan Peri yang Membebaskan Hati

2.5K 363 62
                                    

Sekre tumben sekali terasa senyap sekarang,

Meski ada banyak orang didalamnya, tapi suasana menyesakkan menggerogoti semua penghuninya.

Siddiq menghela nafas,"Ininih yang gue takutin dari resiko ngebolehin kalian semua pacaran sesama pengurus."

Semua orang langsung melirik Siddiq.

" Orangnya pada gak ada, tapi suasana putusnya kerasa sampe sini." Sahut Wira.

"Si Jinan masih ogah ke sini?" Pertanyaan Wira ditanggapi gelengan Sian.

"Terus ntar dia tidur di mana?" tanya Naresha. Sian mengendikan bahunya tak tahu.

"Kalo Senin gimana, Wa?" tanya Wishaka.

Salwa menghela nafas, "Dia juga gak mau gue ajakin ke sekre. Katanya ada tugaslah apalah, gue tahu sih alesan, tapi yaa ngerti lah, kalo gue jadi dia juga ogah kali ke sekre."

Tatapan Wishaka beralih pada anak – anak angkatan 18 yang ada di sekre, yaitu Rara, Ayesha, Yohan, dan Lucas, sisanya tak ada.

Jelita katanya pergi sama Nana entah kemana. Mark langsung pulang gak sempet ke sekre, Thara ada janji sama temennya, pun Dana yang katanya ada acara.

"Jelita gak mau ke sekre juga?"

"Enggak ngomong gitu sih, tadi yang ngomong Nana, katanya dia ada urusan penting sama Jelita, terus aku chat Jelita gak dibalas. Gak online dia," jelas Rara.

Yang lain mengangguk mengerti, Jelita sudah diurus Nana.

"Kalo kalian putus, jangan bawa suasana mencekam kaya gini ke sekre ya." Ingat Siddiq melihat Wishaka yang duduk di kursi putar biasa, Kanaya yang ada di sofa bersama Salwa, pun Hanif dana Ayesha yang duduk berdua menonton film di laptop milik gadis kecil itu.

"Iya tuh! Awas aja bikin sekre jadi kaya kuburan begini lagi," sahut Sian.

"Mood semua orang ikutan down denger kabar putus." Helaan nafas terdengar di ujung kalimat Naresha. Semua orang sontak melihat ke arah mereka berdua.

" Ada juga lu berdua! Awas aja tarung ributin Thara dibawa – bawa ke sekre!" teriak Salwa.

Sian dan Naresha cuman diem aja, gak jawab apapun.

"Eh, Wendy sama Orion mana?"

Kanaya melihat ke sekeliling dan tak menemui keduanya. Kalau Hanna sih, Kanaya udah tahu paling lagi di laboratorium. Arya lagi sibuk sama lomba KTInya, Daniel juga sibuk jadi kuli bangunan.

"Tadi sih, kalo gak salah mereka pergi berdua, tau tuh kemana. Nyari konten kali," jawab Hanif yang melihat Orion berjalan bersama Wendy di parkiran tadi siang.

"Sore begini emang enak buat pacaran sih, gak heran"

Kepala Sian ditempeleng Salwa. "Sembarangan lu ngomong! Mau kejadian Naresha keulang lagi lu?!"


. . . . .


Sore itu, memang Orion sengaja mengajak Wendy menemaninya membuat konten.

Orion berencana akan membuat video yang menampilkan puisinya dengan latar kota di sore hari. Wendy sih mau – mau aja membantu, itung – itung jalan – jalan gratis.

Setelah lama berkeliling, mereka mampir disebuah café unik, Orion memilih meja di teras samoing café yang dekat dengan kolam air mancur kecil berisi ikan koi, sembari melihat – lihat kameranya yang sudah penuh dengan foto dan video.

Pers Kampus 2.0✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang