Penasaran

1.3K 238 86
                                    

Pria Yoon itu menghempaskan tubuhnya ke sofa. Usai membersihkan diri dari sisa minuman yang disiramkan Byungra kepadanya, Jimin termenung. Berusaha memanggil kembali memori lamanya. Mengingat wajah gadis yang dulu juga pernah menyiram kepalanya dengan minuman dingin.

Apa mereka itu gadis yang sama?

Pertanyaan itu terus saja menari-nari dalam kepala Jimin. Membuatnya tak bisa memikirkan hal lain selain wajah gadis itu. Wajah garang, tetapi tetap terlihat cantik dan elegan. Lalu semua lamunan Jimin buyar tatkala ingatannya sampai kepada cairan yang membasahi kepalanya.

"Ish, cantik-cantik kejam," keluh Jimin lalu menegakkan kepala yang tadinya ia sandarkan ke sandaran sofa.

Kedua netranya menangkap sesuatu yang tersimpan di atas meja. Buku agenda milik kakak perempuannya tertinggal. Kemarin malam Hyemi sempat mampir sebentar ke apartemen adiknya itu membawakan banyak persediaan makanan.

Pada dasarnya Hyemi tidak sebaik dan seperhatian itu dengan sang adik. Ia hanya mematuhi keinginan ibu mereka untuk merawat Jimin. Sudah sebesar dan setua apa pun Jimin, pria itu tetaplah si bungsu keluarga Yoon.

Melihat benda penting sang kakak, membuat Jimin mendapat sebuah ide cemerlang. Ia bisa saja menelepon Hyemi dan memberitahu kakaknya itu bahwa agendanya tertinggal. Namun, Jimin tidak melakukannya. Ia berniat menjadikan agenda itu sebagai alasan untuk datang ke kantor Im Daily esok hari. Dengan begitu ia jadi punya alasan untuk bertemu Byungra. Soal izin keluar, ia akan menggunakan jam istirahat makan siangnya.

Ide cemerlang, bukan? Terkadang Jimin sedikit bangga akan kemampuan intelektual yang ia dapatkan dari Taehyung. Itu kenapa sebabnya ia betah bersahabat dengan si pria Shin, walaupun terkadang tingkah aneh sahabatnya itu sering membuat pusing kepala. Namun, Jimin menyanyangi Taehyung seperti adik kecilnya. Bagaimana pun usia mereka hanya terpaut beberapa bulan dan Jimin tetap lebih dulu yang menyapa dunia.

Ngomong-ngomong soal Taehyung, perlukah ia meminta izin untuk tidak makan siang dengannya esok hari? Temannya itu kan sering uring-uringan jika Jimin pergi tanpa mengajaknya. Terdengar konyol memang, tetapi begitulah hubungan pertemanan mereka yang sudah terjalin belasan tahun. Layaknya saudara yang akan merasa kehilangan jika berpisah sebentar saja, tetapi akan selalu bertengkar untuk hal sepele jika bersama.

Ketika Jimin hendak meraih ponsel, ia mengurungkan niatnya. Lihat kondisi besok sajalah. Jika banyak pekerjaan, Jimin tidak bisa seenaknya keluar kantor. Meskipun ia bersahabat baik dengan Taehyung, tetapi di kantor secara hirearki, Taehyung adalah atasannya. Jimin tidak bisa seenaknya melepas tanggung jawab.

💕💗💕

Jimin menghentikan langkahnya di depan kantor Im Daily. Memunculkan kepalanya di jendela kaca untuk sedikit mengetahui kondisi di dalam. Senyumnya yang manis dan mampu melumpuhkan hati para gadis segera mengembang tatkala menemukan Byungra seorang diri di dalam sana.

Usai Taehyung bilang ia ada sedikit urusan di luar kota dan tidak ada rapat penting yang harus mereka hadiri, maka Jimin pun memutuskan untuk pergi ke Im Daily pada jam istirahat makan siangnya seperti rencana awal.

Memilih datang pada istirahat jam makan siang bukanlah tanpa pertimbangan. Pria Yoon itu sudah memperhitungkan semuanya. Ia bahkan sudah tahu kebiasaan sang kakak yang lebih banyak berada di lapangan bersama kekasihnya Im Namjoon. Lalu Hoseok? Jimin juga tahu pria Jang itu terlalu sibuk mengurusi tetek bengek logistik Im Daily. Survei ini dan itu. Menyiapkan ini dan itu. Memesan ini dan itu. Jam makan siang begitu Hoseok tidak pernah berada di kantor.

Jadi, bukankah ini kesempatan bagus? Jimin bisa menggunakan alasan mengembalikan buku agenda milik Hyemi dan mengantarkannya makanan untuk bisa berbicara dengan Byungra.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now