Kehangatan

579 142 65
                                    

Selang beberapa detik, sebuah pukulan keras menghantam wajah pria itu. Kejadiannya begitu cepat sehingga Byungra baru tersadar setelah melihat Jimin dengan napas tersengal segera dicengkeram oleh dua orang anak buah pria yang baru saja dipukulnya.

"Tidak! Lepaskan dia! Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Kau hanya berurusan denganku dan Kang Woojin!" teriak Byungra agar mereka segera melepaskan Jimin. Namun, sepertinya tidak semudah itu. Dua orang pria lainnya kini bahkan ikut memegangi kedua tangan Byungra, mengikuti perintah yang diberikan oleh sang bos.

"Jadi, dia kekasihmu, eoh? Mau bersikap sok jagoan ketika aku menawarimu untuk menjual tubuhmu padaku." Pria itu kembali tertawa dengan suara menyebalkannya.

Jimin begitu geram. Ingin sekali menghajar mereka, tetapi bagaimana dengan Byungra? Jika mereka menyakiti gadisnya itu bagaimana? Jimin kembali menimbang-nimbang.

"Beri aku waktu tiga hari untuk mencari uangnya. Selama waktu itu, jangan ganggu rumah ini." Byungra mengajukan kesepakatan.

"Tiga hari?" Pria itu tampak berpikir. Lalu menatap Byungra tajam. "Kau pikir uang sepuluh juta itu tidak sedikit? Kau bisa membuat usahaku macet kalau mengembalikannya terlalu lama. Sudahlah, temani saja aku malam ini. Hanya semalam, maka semuanya akan lunas. Bahkan aku bisa memberikan bonus untukmu." Mata pria itu berkilat nakal sembari memain-mainkan lidahnya di bibir. Seolah membayangkan material basahnya itu melumat milik Byungra tanpa ampun.

Tanpa diduga, Byungra meludahi wajah pria itu hingga ia naik pitam. Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Byungra setelahnya.

"Sial!" geram Jimin seraya menginjak kaki salah satu pria yang memeganginya. Ia berhasil menghajar kedua pria itu dengan satu jurus taekwondo yang dikuasainya.

Kemarahan begitu menguasainya kala gadis kesayangannya dilecehkan bahkan disakiti di depan matanya. Ia terjang tubuh pria necis itu hingga tersungkur ke tanah. Ia pukuli wajah pria itu dengan membabi buta.

"Berani-beraninya kau ingin meniduri gadisku, eoh? Ini balasan untuk mulut lancangmu." Jimin menghantamkan bogem mentahnya ke rahang pria itu hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah. "Dan ini untuk tangan lancangmu karena berani menyentuh wajah gadisku." Jimin memelintir tangan pria itu dan membalik tubuhnya hingga pria itu kini dalam posisi tengkurap.

Gerakan Jimin terhenti ketika salah satu anak buah dari pria itu menodongkan pistolnya di belakang kepala Jimin.

"Lepaskan bos kami atau peluru ini akan menembus kepalamu."

Jimin bisa saja menangkis tangan pria itu dengan satu gerakan, tetapi sudut matanya menangkap seseorang juga menodongkan benda yang sama di dekat pelipis Byungra. Jimin menggeram kesal dalam hati. Bersumpah akan membalas semua perbuatan mereka ini.

"Sudah, hentikan. Aku akan membayarnya!" teriak Byungra dengan wajah berurai air mata. Belum pernah Jimin melihat Byungra sekacau ini. Hatinya terasa sakit, seperti diremas-remas oleh tangan tak kasat mata.

Akhirnya Jimin mengalah. Ia bangkit dan melepaskan korbannya begitu saja.

Bos mereka segera berdiri dengan terhuyung-huyung. Ia menatap Byungra dengan tatapan nyalang. "Kuberi waktu sampai besok. Kalau sampai terlewat, aku akan menyita rumah ini."

Pria itu melemparkan kartu namanya ke wajah Byungra. Bersamaan dengan itu, pria yang mencengkeram tangannya pun melepaskannya. Ketika hendak beranjak, pria itu menatap Jimin dengan pandangan yang membara. Dikepalnya tangan dengan kuat lalu ia layangkan sebuah tinjuan yang mengenai sisi wajah Jimin. Pria Yoon itu terhuyung hingga sudut bibirnya berdarah.

"Sebaiknya kau nikmati saja dulu pacarmu itu sebelum aku menikmati tubuhnya besok."

Pria itu pergi dengan senyum menyeringai.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now