Kemarahan

512 136 96
                                    

Siang itu, ketika jam istirahat makan siang, Byungra menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah gamang. Awalnya ia ragu untuk datang ketika pihak kepolisian distrik menghubunginya melalui Detektif Lee. Namun, dengan alasan kemanusiaan dan bukankah ini saat yang ditunggu-tunggunya untuk bertemu Kang Woojin, Byungra pun memutuskan untuk datang.

Detektif Lee memberitahunya bahwa Kang Woojin ditemukan tidak sadarkan diri oleh seorang warga tadi malam dengan tubuh dipenuhi oleh luka tusukan benda tajam dan babak belur di sekujur di tubuh. Diduga ia dikeroyok oleh sekawanan preman karena masalah utang piutang bermain judi.

Dengan alasan Byungra adalah salah satu kerabatnya yang tersisa, Detektif Lee menghubunginya. Untuk menjadi penjamin dan tentu saja melunasi semua biaya rumah sakitnya.

Kang Woojin masih dirawat di ruang gawat darurat karena belum ada keluarga yang datang untuk mengurus administrasi kepindahannya ke ruang rawat biasa. Dilihatnya pria itu terbaring lemah dengan cairan infus dan transfusi darah yang terus mengalir di kedua tangannya.

"Nona keluarganya?" tanya seorang perawat yang sedang memeriksa kondisi infus dan selang darahnya.

"Apa dia sudah siuman?" tanya Byungra seraya menatap Kang Woojin dengan tatapan nanar. Teringat dengan semua yang pria itu lakukan terhadapnya belakangan ini.

"Sudah. Sepertinya dia hanya tertidur.  Apa Nona ingin mengurus kepindahannya ke ruang rawat biasa?"

Belum sempat Byungra menjawab, Kang Woojin sudah membuka matanya. Ia menatap ke arah perawat lalu mencari tahu wanita itu sedang mengobrol dengan siapa. Ketika netranya bertemu tatap dengan Byungra, pupil matanya membesar. Sepertinya ia terkejut dengan kehadiran Byungra di sana.

"Tolong siapkan saja berkas-berkasnya. Aku akan menandatanganinya nanti. Masukkan dia ke ruang rawat kelas biasa." Byungra berkata kepada si perawat yang langsung undur diri.

Sepeninggal perawat itu, Byungra berjalan mendekati ranjang Kang Woojin. Pria itu terlihat panik karena kondisinya saat sini sedang tidak berdaya.

"Tenanglah. Aku kemari bukan untuk mencelakaimu." Byungra berkata seraya tersenyum sinis.

"Setelah menguasai semua harta orang tuaku, apalagi yang kau inginkan dariku?" tanya Kang Woojin gugup.

Byungra tertawa mendengarnya. Baginya pertanyaan itu sangatlah lucu. "Menguasai harta orang tuamu? Mereka sendiri yang menyerahkannya kepadaku. Sebagai ganti rugi atas perbuatanmu, wahai pembunuh kedua orang tuaku!" tukas Byungra dengan wajah sengit. Jika ia tidak memiliki hati sebagai manusia, sudah ia cabut semua peralatan medis di tubuh pria itu.

Mata Kang Woojin menyipit dengan dahi mengerut karena menahan emosinya. Membunuh tidak pernah ada dalam rencana hidupnya. Namun, kejadian naas yang terjadi secara tidak sengaja itu telah merampas hidupnya. Bahkan hingga ia keluar dari penjara pun label itu masih melekat erat di dirinya. Kang Woojin tidak ingin menerimanya. Ia merasa semua itu bukan kesalahannya.

"Aku bukan pembunuh!" sangkal Kang Woojin dengan tangan terkepal. Seketika perbuatannya itu memberi efek nyeri pada sekujur luka di tubuhnya. Pria itu meringis kesakitan.

"Kau sudah dipenjara atas kesalahanmu selama lima belas tahun. Label itu tidak akan hilang selamanya dari hidupmu. Kau tetaplah seseorang yang telah mengambil nyawa orang lain karena keteledoranmu." Byungra berkata dengan wajah puas. Apalagi saat melihat wajah Kang Woojin yang memerah karena marah.

Meskipun sebenarnya itu saja tidak cukup untuk mengganti semuanya, tetapi setidaknya ia tahu Kang Woojin akan membayar semua perbuatannya selama sisa hidupnya. Hal itu akan lebih terasa menyiksa.

"Jadi, begitu balas budimu terhadap kebaikan orang tuaku memungutmu dari panti asuhan, hah? Begini caramu membalas mereka? Aku yakin saat ini mereka sedang bersedih di alam baka sana melihat kelakuanmu!" kecam Kang Woojin seraya menudingkan jari telunjuknya ke arah Byungra. Setelahnya ia meringis sendiri karena rasa ngilu di seluruh tubuhnya. Bahkan perban di bagian dadanya terlihat semakin memerah.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now