Calon Masa Depan

657 163 30
                                    

Byungra meremas-remas kedua tangannya sendiri yang ia sembunyikan di bawah meja. Merutuki nasibnya yang harus berada di tempat itu dengan situasi yang begitu canggung. Hyemi duduk di sebelahnya sedang sibuk memilih menu untuk makan malam mereka. Sementara sepasang mata Jimin sejak tadi tidak berhenti menatapnya. Membuat Byungra merasa jengah dan kesal sekaligus.

Jika saja Byungra tidak menghormati sebagai atasannya di tempat bekerja, ia tidak akan mau diajak makan malam bersama pria di hadapannya itu. Hyemi bilang mereka harus menyelesaikan masalah yang terjadi dan ia bersedia menjadi penengah. Dengan alasan tidak ingin punya saudara yang membuat orang lain bermasalah.

Usai memesan menu untuk mereka nikmati, Hyemi kembali menatap dua orang yang masih saling diam itu. Tidak lama ia menghela napas setelah melihat tumpukan kantung belanjaan di atas meja.

"Sebelum pesanan makanan kita datang, aku harap semua barang ini sudah menemukan tuannya sehingga kita bisa makan tanpa ada barang-barang ini di atas meja," ujar Hyemi dengan tegas.

Sejak ia tahu orang yang telah memesan barang itu dari Byungra adalah adiknya sendiri, ia seperti mendapat serangan vertigo dadakan. Tiba-tiba kepalanya menjadi pusing ketika Byungra bersikeras ingin membatalkan pesanan itu, sementara Jimin juga bersikeras tidak ingin uangnya dikembalikan.

Jadilah mereka berada di tempat itu untuk menyelesaikan masalah. Namun, ujaran tegasnya tadi tidak kunjung mendapat respons. Membuat kepala Hyemi kembali berdenyut.

"Kang Byungra. Aku tahu kau gadis yang baik. Kau orang yang bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi dengan pekerjaanmu. Pasti kau punya alasan kuat kenapa menolak semua pesanan adikku. Tolong katakan, apa yang sudah adikku ini perbuat?" tanya Hyemi kepada Byungra yang langsung menoleh. Ada keraguan di mata gadis itu untuk mengungkapkan semuanya.

"Tidak perlu sungkan. Ini di luar jam kerja. Anggap aku orang lain. Bukan atasanmu." Hyemi berusaha meyakinkan.

Byungra sudah memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini sendiri. Tidak ingin melibatkan orang lain. Hanya antara dirinya dan Yoon Jimin. Jadi, ia memilih untuk tetap diam.

Hyemi jadi gemas sendiri melihat kedua orang itu. Pada akhirnya ia beralih kepada Jimin.

"Yoon Jimin, bukankah kedua orang kita sudah mengajarkan bahwa sebagai pria kau tidak boleh berbuat seenaknya dengan orang lain? Katakan apa yang sudah kau lakukan kepada gadis ini?"

"Seharusnya Nuna yang bertanya kepadanya. Apa yang sudah ia lakukan pada adik semata wayangmu ini," balas Jimin santai seraya melipat kedua tangannya di dada kemudian menyandarkan punggung di sandaran kursi.

"Memangnya apa yang lakukan pada adikku?" tanya Hyemi refleks kepada Byungra. Gadis Kang itu terlihat gelapan. Tidak siap sama sekali dengan serangan balik ini. Ia masih belum bisa membaca maksud Jimin melontarkan pernyataan itu. Apa ini jebakan? Byungra harus hati-hati.

"Aku tidak melakukan apa pun!" bantah Byungra.

"Bohong! Dia sudah mencuri sesuatu dariku!" tukas Jimin dengan wajah cemberut.

"Astaga, mencuri? Apalagi ini?" tanya Hyemi seraya mengacak rambutnya sendiri. Ia mulai pusing dengan semuanya.

"Setelah semua yang kau katakan juga lakukan kepadaku, kau masih berani menuduhku mencuri? Memangnya siapa dirimu, eoh?" tanya Byungra dengan emosi. Wajah Jimin yang terlihat santai itu sangat membuatnya muak. Cukup sudah ia bersabar selama ini. Pria itu benar-benar keterlaluan.

"Aku?" balas Jimin seraya menunjuk wajahnya sendiri. "Aku masa depanmu yang akan membahagiakanmu."

Emosi Byungra yang semula sudah meletup-letup di ujung kepala seperti lava yang gunung berapi yang hendak meledak, mendadak menghentikan letupannya. Lava panas itu seolah kehilangan daya dirinya. Seperti Byungra yang bahunya langsung melorot lemas. Sementara Hyemi hanya terpaku dengan mulut yang terbuka sedikit membentuk huruf O. Hanya matanya yang bergerak ke kiri dan ke kanan. Memperhatikan Byungra dan Jimin bergantian.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now