Melepaskan

470 120 62
                                    

Hari sudah sore ketika Byungra menyelesaikan tugas surveinya. Walaupun begitu, rasanya sangat malas untuk kembali ke Seoul. Ia memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang dulu menjadi tempat tinggalnya. Sebuah panti asuhan di Chuncheon. Saat ke Chuncheon bersama Jimin tempo hari ia belum sempat berkunjung.

Sudah jauh-jauh datang ke Chuncheon, nyatanya bayangan Jimin justru semakin melekat erat dalam kepalanya. Justru banyak kenangan-kenangan indah bersama pria itu ketika mereka berkunjung ke tempat itu tempo hari.

Saat tiba di panti asuhan tempatnya dibesarkan, hari sudah mulai gelap. Byungra tidak peduli ia akan pulang kemalaman atau tidak. Ia hanya ingin berkunjung. Ketika ia menginjakkan kakinya di pelataran panti yang rumputnya mulai layu karena memasuki musim dingin, ia menghentikan langkahnya.

Suara gelak tawa anak-anak terdengar oleh rungunya. Dulu sekali dirinya pernah seperti mereka. Bermain dan tertawa tanpa beban. Setelah beberapa saat lamanya Byungra hanya terdiam di tempatnya, netranya menangkap sesosok orang yang dikenalinya berada di antara kerumunan anak-anak. Matanya berkaca bisa melihat kembali sosok yang dirindukannya itu.

"Song Yeonha!" teriaknya dengan suara parau.

Seketika gadis yang dipanggil menoleh. Menghentikan sejenak aktivitasnya. Gadis Song itu tampak mengedarkan pandangannya ke sekitar untuk memastikan tidak ada orang lain yang datang bersama Byungra. Setelah yakin sahabatnya itu datang seorang diri, Yeonha pun menghambur ke arahnya.

"Kang Byungra, aku merindukanmu!" teriaknya seraya memeluk Byungra dengan erat.

"Masih berani bilang kau merindukan aku setelah pergi tanpa kabar?" sindir Byungra kesal, tetapi tangannya tetap saja merangkul punggung Yeonha.

Kedua sahabat itu berputar-putar sejenak dengan masih saling berpelukan. Melepas rindu di antara mereka hingga salah satu pengurus panti senior yang mereka kenal baik muncul di dekat mereka. Meminta agar anak-anak berkumpul untuk makan malam.

Mata wanita itu menyipit dari balik lensa yang agak melorot. Mengamati Byungra yang hampir tidak dikenalinya.

"Kang Byungra? Kau kah itu?" tanyanya ragu.

Sudah lebih dari lima tahun Byungra tidak berkunjung ke tempat itu. Tentu fisiknya sudah berubah banyak sehingga Nyonya Cha tidak mengenalinya.

"Nyonya Cha!" teriaknya dengan riang. Segera melepas pelukannya dari Yeonha kemudian menghambur ke arah wanita yang sudah seperti ibu bagi mereka.

"Senang sekali bisa melihatmu lagi." Nyonya Cha tersenyum seraya menyambut pelukan Byungra dengan hati senang.

Adegan temu kangen itu hanya berlangsung beberapa saat sebelum Nyonya Cha mengajak mereka untuk makan malam bersama anak-anak. Setelah acara makan malam itulah mereka baru bisa mengobrol lagi dengan Nyonya Cha. Berbagi semua cerita selama mereka tidak bertemu. Dari sana Byungra tahu jika sekarang Yeonha menjadi salah satu relawan di panti asuhan yang ada di Gwacheon. Tempat yang pernah mereka datangi dulu. Selain itu, Yeonha juga sedang menyelesaikan program magangnya di sebuah galeri seni.

Nyonya Cha mendengarkan cerita mereka dengan binar mata antusias. Binar yang sejak dulu tidak pernah berubah. Membuat mereka seperti pulang ke rumah.

"Kau sendiri bagaimana, Byungra?" Yeonha bertanya kepada sahabatnya yang sejak tadi hanya diam mendengarkan.

"Aku? Aku masih bekerja di Im Daily dan berdagang lewat internet." Byungra menjawab seadanya. Tidak banyak yang bisa ia ceritakan dari hidupnya.

"Dari Byungralah aku banyak belajar memasarkan produk melalui internet dan pengetahuan itu kugunakan selama membantu panti berwirausaha. Kami sedang berusaha mengembangkan program kemandirian bagi penghuni panti." Yeonha kembali berceloteh.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now