Klarifikasi

488 139 65
                                    

Byungra tidak bisa langsung melaksanakan misinya mencari keberadaan panti jompo tempat Nyonya Won tinggal. Ia harus menunggu akhir pekan karena perjalanan ke Provinsi Gangwon memakan waktu beberapa jam. Jika ia pergi sore hari seusai pulang bekerja, akan terlalu malam untuk kembali ke Seoul.

Jadi Byungra memutuskan untuk mencari informasi mengenai semua panti jompo yang ada di provinsi itu terlebih dahulu. Kemudian membuat daftarnya dan akan ia cari satu per satu. Paling tidak, ia butuh waktu seharian mencarinya. Untuk itu ia menyusun rencananya masak-masak yang sampai detik itu masih ia rahasiakan dari Jimin.

Ngomong-ngomong soal Jimin, pria itu bilang akan kembali besok. Seharusnya hari ini, tetapi karena ada beberapa masalah susulan, ia dan Taehyung terpaksa harus menetap satu malam lagi. Byungra jadi bisa lebih menyiapkan dirinya untuk bertanya perihal hubungan pria itu dengan Jihye.

Malam itu Byungra kembali ke apartemen Jimin dengan langkah berat. Rasanya enggan kembali ke apartemen itu karena setiap kali menatap setiap sudut ruangan, bayangan Jimin bersama Jihye entah melakukan apa dalam kondisi mabuk selalu hadir tanpa permisi di dalam kepalanya. Bayangan itu membuat dadanya merasa sesak.

Namun, Byungra bukan gadis pengecut yang lari dari kenyataan. Ia akan membuat semuanya menjadi jelas setelah Jimin pulang nanti. Keputusannya sudah bulat. Ia akan menyewa flat itu. Besok ia akan bertemu dengan agen properti untuk menandatangani kontrak dan membereskan semua pembayaran.

Byungra langsung meraih sakelar lampu usai menutup kembali pintu. Ia terus meyakinkan dirinya untuk bertahan beberapa hari lagi tinggal di apartemen itu dengan segala pikiran liarnya tentang Jimin bersama Jihye.

Begitu lampu menyala, Byungra merasakan ada sepasang tangan yang merangkul erat pinggangnya. Membuat ia sedikit berjengit. Tanpa menoleh, Byungra tahu siapa pelakunya. Aroma maskulin yang lembut itu sudah ia kenali sebagai wangi khas tubuh Jimin. Juga deru napasnya yang cenderung stabil dan menenangkan.

"Rindunya," gumam pria itu sembari menopangkan dagu di salah satu bahu Byungra.

"Bukankah kau akan kembali besok?" tanya Byungra keheranan. Kenapa malam itu Jimin sudah kembali?

"Tidak bisa menahan rindu lebih lama lagi. Begitu urusan selesai aku langsung pesan tiket pesawat." Jimin kembali bergumam. Matanya sudah terpejam menikmati kehangatan tubuh Byungra yang didekapnya.

"Sudah makan?" tanya Byungra yang membiarkan saja perlakuan Jimin kepadanya itu. Walaupun salah satu sudut hatinya ada yang memberontak ketika membayangkan Jimin bermanja-manja seperti itu juga dengan Jihye atau dengan wanita lain.

"Hanya makan camilan di pesawat. Kita pesan makanan saja, ya. Kau jangan memasak. Temani aku saja." Jimin berkata manja.

Byungra berusaha melepaskan diri dari dekapan pria itu. Ia berbalik dan menatapnya lekat. Wajah Jimin tampak kuyu. Terlihat sekali guratan kelelahan di sana. Matanya juga sudah mulai berkantung. Byungra jadi bertanya-tanya sendiri apakah Jimin punya waktu yang cukup untuk tidur?

"Bersihkan dirimu sana. Biar aku yang pesankan makan malam." Byungra beranjak untuk meletakkan tas dan mantelnya di punggung sofa.

"Apa kau baik-baik saja selama aku pergi?" tanya Jimin seraya mengikutinya dari belakang.

"Seperti yang kau lihat," jawab Byungra tak acuh. Perhatiannya sedang terfokus pada layar ponsel. Mencari-cari menu makan malam yang bisa ia pesan untuk mereka.

Jimin masih menatap gadis itu dengan buncahan rasa rindu. Tidak salah memang ia mempercayai Byungra. Ia yakin gadis itu akan mampu menjaga dirinya sendiri dengan baik. Jimin tidak perlu terlalu khawatir jika meninggalkannya seorang diri lagi, mengingat masih banyak urusan Shin Corp yang harus ia selesaikan gara-gara ulah Kwon bersaudara dan rumor murahan itu.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now