Mencari Tahu

442 139 42
                                    

Hari sudah gelap saat Byungra kembali. Gadis Kang itu melangkah gontai menyusuri lorong apartemen Jimin. Tangannya menggenggam map yang ia temukan di rumah tadi. Raganya di sana, tetapi pikirannya melayang-layang entah ke mana.

Ia seperti tidak tahu harus ke mana. Biasanya ada Yeonha---yang meskipun Byungra tidak bercerita apa pun, tetapi keberadaan gadis itu di sekitarnya bisa membuat perasaan Byungra menjadi lebih ringan. Namun, sahabatnya itu masih belum memberi kabar dirinya ada di mana. Ketika dihubungi pun ponselnya tidak aktif.

Satu-satunya orang yang kini bisa ia andalkan hanya Jimin. Namun, pria itu juga sepertinya sedang sibuk. Sudah seharian ini tidak memberi kabar. Bahkan hanya sekadar memberi tahu ia sudah sampai di Busan dengan selamat pun tidak. Byungra tidak ingin mengganggunya karena ia tahu untuk saat ini pekerjaan Jimin jauh lebih penting.

Langkah Byungra terhenti saat melihat ada seorang gadis sedang berdiri di depan pintu apartemen Jimin. Jemarinya sedang menekan tombol untuk memasukkan kata sandi, tetapi mesin itu menolak untuk membukakan pintu. Jelas saja pemandangan itu membuat Byungra merasa heran sekaligus curiga.

Merasa ada kehadiran orang lain di lorong itu, gadis yang sedang berusaha membuka apartemen Jimin menoleh. Byungra mengerjapkan matanya. Ia mengenali gadis itu. Gadis yang pernah ia lihat makan bersama Jimin tempo hari dan gadis yang tampak akrab dengan ibunya Jimin. Kalau tidak salah ingat namanya Park Jihye.

"Kau yang waktu itu, kan?" tanya Jihye begitu netranya bersitatap dengan milik Byungra. Dengan dahi yang mengernyit itu Jihye tampak berusaha mengingat-ingat.

Byungra merundukkan kepalanya sopan. Namun, ia masih belum berkata apa-apa. Menunggu gadis Park itu mengatakan sendiri maksud kedatangannya ke tempat itu dan kenapa terlihat ia tahu kata sandi apartemen Jimin.

"Apa kau tinggal di sini juga?" tanyanya lagi.

Sejenak Byungra menjadi ragu. Ia ingin mencari tahu dulu ada apa sebenarnya antara Jimin dengan gadis itu. Apa mereka sudah sedekat itu sehingga Park Jihye tahu kata sandi apartemen Jimin? Maka Byungra akan menyembunyikan kenyataan jika ia tinggal bersama Jimin.

"Aku ada sedikit urusan," jawab Byungra seraya memperlihatkan amplop cokelat yang ada di tangannya. Menjadikan benda itu sebagai alasan.

"Dengan Jimin?" tanya Jihye penuh selidik. Tatapannya penuh kecurigaan membuat perasaan Byungra semakin tidak enak.

"Ini hanya katalog barang dagangan." Byungra terpaksa berbohong agar gadis itu tidak curiga.

"Oh, begitu rupanya." Jihye mengangguk-angguk sendiri. Jika bicara soal dagangan, tidak ada lagi alasan untuk Jihye curiga. Jimin kan memang sering berurusan dengan para gadis perihal barang dagangan ibunya.

"Kau sendiri apa ada perlu dengan Tuan Yoon?" Kini Byungra yang bertanya penuh selidik, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang.

"Sejak pagi dia sulit sekali dihubungi. Kupikir dia kenapa-kenapa, jadi aku memutuskan untuk mengunjunginya. Tetapi, sepertinya dia juga tidak ada di dalam. Sejak tadi aku menekan bel tidak ada yang membukakan pintu." Jihye menjawab dengan sedikit gugup.

"Seharian ini dia juga tidak membalas pesanku. Makanya aku langsung datang kemari." Byungra melanjutkan sandiwaranya.

"Kalau begitu, aku permisi. Aku akan coba menghubunginya lagi nanti." Jihye beranjak pergi dan itu membuat Byungra merasa lega. Walaupun masih ada banyak tanya tak terjawab di dalam benaknya. Ia berpikir bisa bertanya kepada Jimin nanti.

Namun, begitu Byungra hendak menutup pintu apartemen Jimin kembali, sebuah tangan menghalanginya.

"Bagaimana kau bisa tahu kata sandi apartemen Jimin? Apa kalian tinggal bersama?" cecar Jihye dengan wajah yang tidak bisa dibilang ramah.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now