Answer Me

534 150 15
                                    

Jimin kembali menghela napas ketika panggilan telepon yang ia lakukan mendapatkan hasil yang sama untuk kesekian puluh kalinya. Sedikit kesal begitu mengetahui kenyataan bahwa nomornya diblokir oleh seseorang. Bagaimana bisa ada manusia yang mengabaikan seorang Yoon Jimin dengan tidak begitu manusiawinya? Di luaran sana banyak gadis cantik antre untuk mendapatkan nomor ponselnya. Lalu gadis yang satu itu?

Ah, sudahlah. Jimin sudah terlalu kesal. Apa sih salahnya? Hatinya saja yang tidak pernah ia berikan kepada gadis mana pun sudah rela ia berikan tanpa gadis itu melakukan usaha yang berarti. Dengan kata lain, diberikan secara cuma-cuma.

Apa Jimin jadi semurah itu sekarang? Apa harus ia menjatuhkan harga diri sedemikian dalam hanya untuk seorang gadis yang bahkan meliriknya saja tidak mau.

Jika bukan karena buku catatan pesanan barang milik seorang Kang Byungra yang tertinggal di ruang kerjanya, Jimin tidak akan sekesal ini. Bagaimana bisa gadis itu meninggalkan buku penting begitu dengan asal? Coba bayangkan saja bagaimana gadis itu akan mengirim barang pesanan pelanggannya esok hari? Catatannya ada di buku itu semua.

Lalu nomor gadis itu tidak bisa Jimin hubungi. Sudah puluhan kali ia berusaha, tetapi jawaban yang ia terima selalu berbunyi, "Nomor yang Anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan."

Jika dipikir, mana mungkin nomor ponsel untuk menerima pesanan selalu tidak aktif. Satu-satunya kemungkinan yang Jimin yakini adalah nomornya sudah diblokir oleh Byungra.

Bisa saja besok pagi Jimin mampir sebentar ke Im Daily untuk mengantarkan buku itu. Namun, bukankah tujuannya menghubungi Byungra malam itu tidak hanya untuk membicarakan soal buku? Jimin ingin sekali menjelaskan soal Jihye. Tidak boleh ada salah paham tentang mereka seperti yang pernah terjadi dengan ibunya Jimin. Tahu begitu tadi Jimin langsung pergi ke rumahnya Byungra saja seusai mengantar Jihye.

Saat itu sudah hampir pukul sebelas malam. Tidak mungkin Jimin nekat ke sana. Bisa-bisa Byungra akan semakin membencinya.

Usai melempar ponselnya ke sofa, Jimin meraih buku catatan milik Byungra itu. Dibukanya halaman buku itu satu per satu. Diperhatikannya tulisan yang terlihat rapi itu. Hati Jimin merasakan sensasi aneh tatkala melihat betapa gigihnya gadis itu berusaha untuk hidupnya.

Telusurannya kembali ke halaman depan, di mana Byungra menuliskan sedikit tentang dirinya beserta harapan-harapannya di masa mendatang. Dibacanya satu per satu target-target itu. Mencapai omset lima juta won sebulan dalam dua tahun mendatang. Membuka toko sendiri dalam lima tahun ke depan dan berhenti bekerja. Mengembangkan toko hingga memiliki banyak cabang dalam sepuluh tahun mendatang.

Kenapa target-target masa depannya hanya seputar toko dan penjualan? Apa gadis itu tidak punya target kapan akan menikah dan punya anak? Jimin menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum. Bukankah mereka begitu mirip? Jimin juga tidak punya target untuk membina hubungan serius seperti menikah. Namun, entah kenapa melihat Byungra dan visi misinya soal masa depan, Jimin jadi semakin ingin berada di dekat gadis itu. Ingin memberinya dukungan dan melihatnya mewujudkan semua mimpi-mimpi itu.

Lagi untuk kesekian kalinya, Jimin bertanya-tanya sendiri dalam hati. Apakah benar ia menyukai Byungra dan ingin menghabiskan sisa umurnya bersama gadis itu atau rasa itu hanya sekadar penasaran semata karena Byungra tidak mudah untuk ia baca.

Mata Jimin terpaku pada sebuah guratan tangan berbentuk coretan yang rasanya tidak asing di matanya. Ia seperti pernah melihat goresan itu di suatu tempat, tetapi kapan? Pikirannya terus berkelana hingga ingatan akan sebuah kejadian muncul dalam kepalanya.

Di pantai, seorang gadis berkostum aneh, minuman dingin, tanda tangan. Meskipun Jimin sudah tidak terlalu ingat dengan perawakan gadis itu, tetapi ia masih ingat dengan bentuk tanda tangan yang telah menyelamatkannya dari tugas ketika masa perkenalan mahasiswa baru di kampusnya. Jimin ingin berterima kasih dan meminta maaf atas perlakuannya, tetapi ia tidak pernah lagi bertemu dengan gadis itu.

[Sudah Terbit] Hilarious ✓Where stories live. Discover now