22. kombinasi paling indah

3.1K 502 17
                                    

Taeyong berdiri sendiri sambil mengisap sebatang rokok yang tinggal setengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taeyong berdiri sendiri sambil mengisap sebatang rokok yang tinggal setengah. Satu jam sudah ia menikmati sore dari rooftop sebuah bangunan tak jadi. Biasa dibilang markas bagi para murid berandalan itu.

Sore ini tak ada yang datang, atau mungkin belum karena biasanya mereka akan berdatangan setelah matahari terbenam.

Rasanya Taeyong ingin menenangkan diri sejenak setelah hidup dengan emosi yang buruk beberapa hari ini. Pertama karena June, ia belum bisa memaafkan lelaki itu yang berbuat curang saat mereka bertanding.

Kedua karena Jennie. Entah mengapa rasanya sesak saja jika Taeyong mengingat perkataan gadis kala itu ketika mereka singgah makan.

Belum lagi Taeyong yang di hukum guru karena ketahuan nyebat di belakang sekolah. Dimarahkan dalam emosi berada pada titik didih amat sangat buruk. Percaya pada Taeyong.

Ia kembali mengisap rokok yang berada di sela jari. Dengan tarikan dalam lalu menghembuskannya dengan pelan.

Bersamaan dengan bunyi pintu terbuka oleh seseorang. Chungha, orang yang kini berdiri di ambang pintu masuk melihat Taeyong sambil tersenyum.

"Tumben lo sendirian." Chungha berjalan hingga berdiri sejajar dengan Taeyong. Bersandar pada balkon sambil melihat langit senja.

Kurang kopi saja, untuk menjadi anak indie.

Tapi kan mereka preman, bukan anak indie.

Tapi- Taeyong kan pecinta musik Pamungkas.

Abaikan.

Taeyong masih diam tak menjawab. Ia hanya mengulang kegiatan mengisap, membuang, lalu termenung.

"Lo masih kepikiran balapan waktu itu? Ya ampun Yong, lo kayak ga tau June aja gimana bangsatnya dia sama kita." Chungha mencoba menghibur.

Ia menyikut perut Taeyong. Berulang kali hingga lelaki itu menyerah dan memberikan respon dengan menggeram kesal.

"Lo ganggu aja. Gue lagi nenangin diri." Runtuk Taeyong marah.

Tapi semarah - marahnya Taeyong, ia takkan pernah membentak Chungha. Makanya gadis ini tak pernah kapok untuk mengganggu Taeyong.

"Nenangin diri tu di rumah sakit jiwa. Disini tempatnya senang - senang. Kenapa ga telpon anak - anak buat nemenin lo disini." Chungha berjalan mundur. Ia beranjak menuju kotak berukuran sedang di pojok. Mengambil beberapa soda yang di simpan teman - temannya sebagai stok untuk menemani waktu berkumpul.

"Ga usah. Gue lagi pengen sendiri."

"Semakin lo sendirian, semakin kepikiran dong Taeyong. Gimana sih." Chungha berdecak kesal.

"Semakin gue sendirian, semakin gue nemuin diri sendiri. Lo ga bakalan ngerti."

Chungha menduduki sofa bekas yang masih layak pakai. Ia buka cola lalu meneguknya dengan nikmat. Omongan pedas Taeyong tak akan pernah masuk ke hatinya. Ia sudah biasa.

bad boy's effect •• taeyong x jennie [tamat]Where stories live. Discover now