"Pertama - tama, persiapkan diri lo buat ngeliat mahakarya gue. Kedua, jangan nampilin muka kaget. Gue tau semua lukisan gue bagus. Ketiga, lo satu - satunya orang yang lihat ini selain gue."
Taeyong berujar saat kedua orang itu sampai di depan pintu kayu tua. Sepertinya ini merupakan akses masuk ke ruangan yang akan menjadi tempat belajar.
Merespon omongan lelaki didepannya, Jennie hanya tersenyum simpul.
"Kita masuk sekarang."
Tangan lelaki itu menggapai gagang pintu, mendorongnya perlahan lalu berjalan masuk lebih dalam. Jennie mengikut, ia berjalan mengekor di belakang Taeyong.
Jika diruang tengah lebih di dominasi barang - barang antik, lain halnya dengan ruangan ini. Begitu banyak kertas lukis yang terhampar mengelilingi sudut ruang. Ada yang tertempel pada dinding kamar, ada pula yang dipajang masih bersama alat lukis.
Taeyong benar, ia akan kaget melihat semua karya ini. Maksudnya, bagaimana bisa lukisan sebagus ini hanya disimpan lalu membiarkannya berdebu. Bukannya di pamerkan pada khayalak ramai atau dilombakan. Ini terlalu indah jika hanya dinikmati oleh sepeser orang.
Jika di kamar Taeyong ia melihat satu meja berisi lukisan, sekarang setiap meja dapat Jennie temui gambar lelaki itu.
Ia menatap tak percaya pada Taeyong. "Ini, lukisan kak Taeyong?"
Yang ditanya hanya mengangguk.
"Semua?"
"Udah gue bilang, jangan kaget gitu. Gue tau karya gue bagus semua."
"Kak–bahkan bagus aja ga cukup buat mendeskripsikan semua ini." Ia menggeleng tak menyangka.
Jennie berjalan mengitari ruangan. Matanya dengan liar menatap hingga mengabaikan sekitar. Kalau Taeyong tak mengingatkan tujuan awal mereka mungkin Jennie tak akan sadar saking asiknya menjelajahi karya lelaki itu.
"Kita mulai belajarnya."
Kedua orang itu bergegas duduk di bangku kayu, berhadapan dengan sebuah kanvas yang berdiri tegak. Alat - alat lukis sudah siap disana, Taeyong yang merapikan itu semua.
"Mau ngelukis apa?" Taeyong bertanya sambil menatap Jennie di samping.
"Gimana kalau danau di depan?" Jennie menunjuk danau yang tepat di hadapan mereka menggunakan dagu.
Keduanya memang sedang duduk di dekat jendela besar, sengaja agar cahaya yang masuk mempermudah proses melukis.
Mengangguk, Taeyong setuju. Ia mulai menerangkan bagian demi bagian pada Jennie. Sesekali lelaki itu ikut membantu Jennie yang kesusahan.
Well, setelah diajari seperti ini ternyata melukis bukan hanya asal gambar. Ada beberapa trik yang Jennie baru tau dari Taeyong.
Di tengah gadis itu yang berusaha mengikuti instruksi, mata Taeyong tak lepas dari sosok Jennie.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
bad boy's effect •• taeyong x jennie [tamat]
ФанфикTaeyong itu berantakan. dan Jennie definisi gadis yang hidupnya sudah tertata rapi. sudah jelas akan bagaimana dan seperti apa ia kedepan. bahkan dengan siapa ia menikah. semua berjalan sebagaimana semestinya. hingga ia bertemu dengan dua orang kaka...