-025-

843 41 6
                                    

"Maaf sebelumnya, tetapi nona Erlina ... "

"Namun, apa, Dok?" tanya Ameera menyela ucapan dokter yang bernama Elisabeth itu. "Sayang, tenanglah dengarkan apa yang ingin dikatakan dokter Elisabeth terdahulu," tutur Jordan menenangkan istrinya.

"Nona Erlina mengalami pendarahan di otaknya, mungkin akibat benturan yang keras mengenai kepalanya ketika kecelakaan," jelas Elisabeth.
Seketika tubuh Ameera melemas, dengan sigap Jordan membawa istrinya untuk duduk di kursi tunggu.

"Lakukan apapun dokter untuk anak sahabatku," ucap Damietta. "Saya akan melakukan operasi, tetapi ada efek samping yang mungkin akan terjadi, seperti koma misalnya. Kita hanya dapat berdoa pada Tuhan semoga operasinya lancar. Kami akan melakukan operasi setengah jam lagi. Tolong secepatnya untuk mengurus administrasinya. Saya permisi dahulu, dan kalian tidak boleh melihatnya dahulu," terang Elisabeth.

"Baik, Dok." Setelah mendengar jawaban dari Damietta, Elisabeth pun melenggang pergi. "Jordan, lebih baik kau mengurus administrasinya. Aku akan menemani Ameera," ucap Damietta yang dibalas anggukan oleh Jordan.

Damietta pun menemani sahabatnya—Ameera. Sedangkan Christian, ia menemani Jordan untuk membayar biaya operasi Erlina. Ameera mencoba menghubungi Steven, memberitahu jika Erlina akan dioperasi sebentar lagi.

Seseorang perawat datang menghampiri Ameera dan Damietta. Seketika mereka beranjak dari duduknya. "Permisi, tolong tanda tangani surat untuk melakukan operasinya," ucap suster yang sudah berada di hadapan Ameera dan Damietta.

Tak lama pun Jordan dan Christian datang setelah menyelesaikan urusannya. Saat itu juga pun dokter datang bersama beberapa perawat lainnya. Suster-suster itu masuk dan mendorong ranjang Erlina untuk dibawa keruangan operasi.

"Saya akan melakukan operasinya sekarang. Berdoa lah," ucap Elisabeth. Lalu melenggang pergi menuju ruang operasi.  "Tuhan, selamatkan anakku, kumohon ...," lirih Ameera.

Seseorang berlari ke arah mereka dengan gagahnya. Ya, orang itu adalah Steven. "Bagaimana keadaan, Erlina?" tanya Steven dengan raut wajah cemas. "Erlina baru saja dibawa ke ruang operasi, Nak," jawab Jordan.

"Mamah, Ayah, Om dan tante. Lebih baik kalian pulang saja dahulu, kalian butuh istirahat. Dan tenangkan lah pikiranmu, Mah. Aku akan menjaga Erlina saat ini. Casley dan Charles sedang dijaga oleh Endless di apartemennya," terang Steven yang tak tega melihat orang tuanya sangat kacau saat ini.

"Benar yang dikatakan Steven, Ameera. Jordan bawalah Ameera pulang. Suruh Lah, ia istirahat. Jangan sampai kalian ikut sakit. Aku dan Damietta pun akan pulang," imbuh Christian.

"Iya, baiklah, Ameera kita pulang sebentar nanti kita akan kembali lagi ke sini, ya. Kau tidak boleh terlalu lelah, ingat anakmu bukan Erlina saja. Namun, ada Casley dan Charles juga yang membutuhkanmu," ucap Jordan. Ameera hanya mengangguk lemah.

"Steven, kami pulang dahulu," ucap Jordan seraya menepuk bahu Steven. Steven hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Mereka berempat pun melenggang pergi untuk pulang ke mansionnya masing-masing. Sedangkan, Steven melangkahkan kakinya menuju ruang operasi di mana Erlina sedang berjuang di dalamnya.

Erlina, maafkan kakak tidak menepati janji. Pasti kau sering menangis ketika kakak tidak berada di dekatmu. Damn you, Amarlic. Kau sudah menyakiti gadisku, batin Steven seraya memandangi kaca berbentuk lingkaran di pintu ruangan operasi.

🗽🗽🗽

"Amarlic, apa yang kau lakukan dengan Erlina?" tanya Damietta yang baru saja sampai di mansionnya.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Where stories live. Discover now