-040-

2.1K 59 12
                                    

"Amarlic, aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Dan ini untuk terakhir kalinya aku bertanya padamu. Apakah boleh?" tanya Erlina di hadapan Damietta, Christian dan Jesicca. "Hmm" Amarlic tetap fokus memainkan ponselnya.

"Apakah kau mencintaiku?" tanya Erlina, membuat sangat empu menatap Erlina. "Tidak," jawab Amarlic. Ia memainkan ponselnya lagi. Yang berada di sana pun bingung dengan yang dilakukan Erlina.

"Apakah tidak ada sedikit pun namaku di hatimu?" tanya Erlina lagi. "Sama sekali tidak ada, Erlina!"b Bentak Amarlic. Erlina menarik kedua bibirnya, tetapi tidak dengan air matanya. "Apakah kau sangat mencintai Karina?"

"Ya," sahut Amarlic. "Bagaimana jika wanita yang sangat kau cintai itu ternyata penyebab kehancuran keluargamu? Apa kau tetap mencintainya?" Erlina memberanikan diri untuk menanyakan ini.

Plak.

"Hehe ... " Erlina terkekeh ketika Amarlic menamparnya, hingga sudut bibirnya pun mengeluarkan darah. Sedangkan, yang lain beranjak dari duduknya, mereka terkejut melihat itu.

"Sudah kubilang, Erlina! Jangan pernah menjelekkan namanya!" Bentak Amarlic. "Dia benar, Nak," ucap seseorang yang baru saja datang.

"Kau, untuk apa kau ke sini, hah? Kau yang menabrak kakekku!" Teriak Amarlic. "Kumohon dengarkan dia dahulu, Amarlic." Amarlic mengendalikan emosinya ketika Erlina memohon.

"Baiklah, cepat jelaskan!" Semuanya mencoba memasang telinganya baik-baik. "Karina yang menyuruhku untuk menabrak kakekmu ketika ia hendak menyeberang. Ia memberiku uang dan menjaminku tidak akan masuk penjara. Namun, dia mengingkari perjanjiannya. Ternyata, saya masuk penjara juga. Dan istrimu lah yang menyelamatkanku," jelas pria paruh baya itu.

"Khe ..., itu akal-akalan mu saja." Amarlic masih tidak percaya.  "Kau masih tidak percaya, Amarlic? Aku tidak akan menyerah sampai kau percaya," ucap Erlina. Tiba-tiba, Alexsha datang menghampiri mereka. Hal itu, membuat Jesicca keringat dingin.

"Tuan, maafkan saya sebelumnya. Sa---saya meracuni makanan nenek bukannya saya membenci beliau. Namun, saya ... " Alexsha menggantung ucapannya, pandangannya pun mengarah ke Jesicca. " ... saya disuruh non Jesicca untuk meracuni makanan nenek," lanjut Alexsha, membuat semua terkejut. Terutama Christian dan Damietta yang sangat kecewa.

"A---aku, ah tidak. Jangan menuduhku, Alexsha!" Elak Jesicca. "Waktu itu aku sedang membutuhkan uang untuk kuliahku. Dan kebetulan, non Jesicca ingin membayari tunggakan di kampusku dengan syarat harus memberi racun di makanan nenek," terang Alexsha.

"Hiks ..., maafkan aku. Kak Karina yang menyuruhku untuk melakukan itu," ucap Jesicca pada akhirnya.  "Papih kecewa denganmu Jesicca, mengapa kau melakukan ini?" Bentak Christian.

"Aku sangat membenci Erlina!" Teriak Jesicca. Alexshahendak menghampiri Erlina, "karena dia, kasih sayang dan perhatian kalian teralihkan padanya. Aku membenci kalian! Hiks ... " Jesicca menangis semakin menjadi-jadi.

"Namun,dia nenekmu Jesicca! Kau tega melakukan itu? Hanya demi agar Karina bisa menggantikan posisi Erlina di keluarga ini, iya? Apa kau tak berpikir, apa kau tak malu memiliki kakak ipar yang jahat seperti Karina nanti?" Bentak Damietta. Jesicca sesenggukan, beginilah rasanya dibenci?, batinnya.

"Tidak, ini pasti rencana akal busukmu, Erlina! Aku muak denganmu, Erlina. Aku tidak percaya sama sekali denganmu! Aku tahu kau sangat membenci Karina, sampai-sampai kau melakukan ini! " Bentak Amarlic. Erlina menahan Amarlic yang hendak pergi. "Amarlic, kumohon percayalah padaku! Ini yang dapat ku lakukan untuk terakhir kalinya," mohon Erlina.

"Aku akan mendengar dari Karina. Jika,semua apa yang kau katakan itu bohong."  Amarlic mendorong Erlina hingga jatuh tersungkur di lantai. "Akh ...," ringis Erlina ketika merasakan perutnya sakit. Damietta pun hendak membantu Erlina. Jika, Erlina tidak lebih dahulu mengejar Amarlic.

"Amarlic, kumohon hiks ... Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, aku ingin kau mendengarnya. Dan semoga kau percaya dengan ucapanku kali ini ...," lirih Erlina, tetapi tidak dihiraukan oleh Amarlic.

"Amarlic!" Teriak Erlina ketika Amarlic membawa mobilnya menuju apartemen Karina. Tak berpikir lama, Erlina pun langsung menyusul Amarlic menggunakan mobilnya. Ia yakin ini saatnya Karina akan mencelakai Amarlic. Sesampainya di sana, Erlina langsung memasuki apartemen Karina, yang di sana sudah ada Amarlic.

"Wah, kau datang saudariku?" tanya Karina, ketika melihat Erlina datang dengan terengah-engah dan membuat Amarlic bingung. "Kau bingung ya, Amarlic? Erlina adalah adik sepupuku. Gadis yang selalu membawa sial jika di dekatnya," tutur Karina. Ia mendekati Erlina. "Ternyata kau memiliki keberanian yang cukup besar, sehingga membongkar semua yang aku lakukan. Apa kau ingat kesepakatan kita, Erlina?" Sarkas Karina. Ia menyentuh dagu Erlina menggunakan pistol.

"Aku tidak takut denganmu, Karina. Ayo, tembak aku sekarang! Aku sudah puas membongkar kebusukanmu itu!" Teriak Erlina. "Sayangnya aku tidak ingin membunuhmu, aku ingin melenyapkan kelemahanmu, Erlina." Karina mengarahkan pistolnya pada Amarlic.

"Tidak, Karina! Jangan melakukan itu!" Erlina menahan tangan Karina. "Teman-teman, waktunya kalian bersenang-senang," panggil Karina. Dan munculah dua perempuan yang langsung memegang kedua tangan Erlina.

"Karina, apakah yang dikatakan Erlina itu benar? Jawablah!" Bentak Amarlic ketika Karina mulai menghampirinya.  "Khe ..., sepertinya benar, Sayang. Dan aku tidak hamil, hehe. Aku hanya membutuhkan uangmu." Karina mengelilingi Amarlic, "Dahulu, memang aku mencintaimu, Amarlic. Namun, setelah melihat kau berkhianat dan setelah aku tahu jika kau dekat dengan gadis pembawa sial di keluargaku itu. Aku menjadi benci padamu, kau bodoh, Amarlic! Lebih mempercayai ku daripada Erlina, istrimu sendiri." Karina mengusap pipi Amarlic menggunakan pistol yang ia pegang.

Sebagian Part sudah dihapus.
Kepentingan penerbitan 📍





End
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

This is really End❤

Terima kasih yang sudah mengikuti cerita aku sampai End. Dan aku minta maaf sudah mengecewakan kalian jika Endingnya tidak seperti yang kalian harapkan.

Minal aidzin wal faidzin
                ...........__________
Mohon maaf lahir dan batin.💜

Bye..bye...Readers...
💙💚💛💜💙💚💛💜💙💚💛💜💙💚💛

My Conglomerate Husband (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang