-032-

972 44 4
                                    

Seketika mereka bertiga pun tertawa bersama. Sedangkan, seseorang yang berada dibalik pintu hanya mampu mendengarkan percakapan ketiga orang yang berada di dalam.


Ya, orang itu adalah Amarlic, ia ingin meminta maaf pada Erlina dan mengajak Erlina menikah. Sangat tidak masuk akal, bukan? Ia menyuruh mamih dan papihnya untuk pulang saja, dan dia yang akan melakukan ini. Jika, bukan karena nama besar keluarganya, tidak mungkin ia mau.

"Kami pulang dahulu ya, Lin," pamit Endless. "Iya, Erlina, nanti kakak akan ke sini lagi. kau tak apa-apakan sendiri dahulu?" tanya Steven.

"Iya, tidak masalah untuk itu," jawab Erlina. Steven pun tersenyum lalu menggenggam tangan Endless.  Amarlic bersembunyi di balik tembok Ketika Steven dan Endless hendak keluar dari ruangan Erlina. Mereka berdua pun pergi, inilah kesempatan Amarlic untuk masuk.

Tubuh Erlina masih terasa lemas, kepalanya pun masih terasa pening. Erlina pun hendak memejamkan matanya, tetapi seketika telinganya mendengar suara yang tak asing lagi. Ya, itu suara pintu yang dikunci. Erlina membuka matanya kembali.

"A---Amarlic?" Erlina terkejut, ia memposisikan tubuhnya bersandar di kepala ranjang. "Syutt ... please be quite!" Ucap Amarlic. Ia menghampiri Erlina, lalu duduk di kursi dekat ranjang.

"Why, untuk apa kau ke sini, Amarlic? Jika, kau ingin membahas perkataanku di taman, maaf aku ... aku hanya sedang sedih. Jadi, aku tidak dapat mengontrol ucapanku," sanggah Erlina.

"You are wrong, aku hanya ingin meminta maaf padamu, Erlina," ungkap Amarlic dengan nada penyesalannya.  " ... "Erlina pun terdiam. Bibirnya seakan membisu, tak tahu mau berbicara apa.

Bagaimana jika ia tidak mau memaafkan aku, dan bagaimana caranya untuk mengajaknya menikah. Damn, I'm so embarrassed right now. Mengapa aku menjadi seperti ini?, batin Amarlic.

"Aku minta ma ... "

"Aku yang seharusnya minta maaf padamu, Amarlic. Jika, saja aku kuat, pasti ketika kau terjatuh aku bisa membantumu, bukannya ikut terjatuh. Maafkan aku, dan soal yang memfoto itu memang bukan aku," ucap Erlina seraya menundukkan wajahnya.

Sedangkan Amarlic menarik sudut bibirnya, ia memiliki ide untuk mengajak Erlina menikah tanpa menjatuhkan harga dirinya. "Aku akan memaafkanmu, tetapi ... ada syaratnya," ucap Amarlic. Erlina pun langsung menatap kedua mata Amarlic, "syarat?, a---apa syaratnya?" tanya Erlina. "Menikahlah denganku, Erlina," tekad Amarlic membuat tubuh Erlina seketika menegang.


Amarlic mengunci tatapan mata Erlina dan tangannya beralih untuk menggenggam tangan lembut Erlina, "i know if you don't believe this, tetapi aku mohon terimalah lamaranku ini, kau masih mencintaiku, 'kan? Bantu aku untuk menyelamatkan nama keluarga besarku. Aku tidak ingin membuat orang tuaku malu, hanya karena pernikahanku yang gagal," tutur Amarlic, membuat Erlina menundukkan wajahnya kembali.


"Jawablah, Erlina! Keluargaku sudah mempersiapkan semuanya untuk pernikahanku," desak Amarlic ketika Erlina tak kunjung mengeluarkan suara. "Namun, bagaimana dengan mamahku jika ia menolakmu?" tanya Erlina.

"Aku akan bersikap manis sejak sekarang, dua minggu pasti cukup membuat mamahmu percaya padaku. Jika, mamahmu sudah percaya, kita akan menikah secepatnya," tekad Amarlic.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Where stories live. Discover now