-035-

785 24 1
                                    

"Eunghh ... " Alexsha langsung menghampiri Erlina yang baru saja sadar, "kak Erlina ..., kakak sudah sadar?"

"Mengapa aku berada di sini?" tanya Erlina bingung seraya melihat-lihat sekitar kamarnya. Alexsha duduk di tepi ranjang. "Tadi kak Erlina pingsan di lantai depan mansion. Apa kakak baik-baik saja?"

"Hmm, aku tidak apa-apa," jawab Erlina, ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. "Tadi aku ingin mengubungi dokter, tetapi aku tidak memiliki nomornya," jelas Alexsha.

"No problem, Alexsha." Erlina mengusap punggung tangan Alexsha memberi ketenangan. "Ah, sekarang pukul berapa?" tanya Erlina panik.

"Pukul lima sore, Kak," jawab Alexsha. "A---apakah suamiku sudah pulang?" Alexsha menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Membuat Erlina menghembuskan nafasnya berat. "Apakah kau sedang belajar, Alexsha?" tanya Erlina.

"Hmm, aku sedang membuat proposal, Kak." Erlina tersenyum dan mengangguk mengerti, "baiklah, kau lanjutkan saja, ya! Kakak ingin memasak untuk Amarlic , pasti ketika nanti pulang ia sangat lapar." Erlina beranjak dari ranjangnya.

Alexsha, cepat-cepat bangkit dari duduknya, "aku saja yang memasak." ErlinaErlina menggeleng kuat, "jika kau bekerja terus, lalu siapa yang ingin mengerjakan tugasmu? Lagi pula, nanti kau kelelahan, kembali lah ke kamarmu!"Titah Erlina. Ia pun melenggang pergi menuju dapur.

"Kau yang tampak lelah, Kak," gumam Alexsha.

🗽🗽🗽

"Huftt ..., sudah selesai." Erlina menaruh makanan yang sudah ia masak ke meja makan. "Aku tinggal menunggu Amarlic dan Jesicca pulang," ucapnya seraya menelungkup kan wajahnya di meja makan.

Drrtt ... drrtt ...

Ponsel Erlina yang berada di saku celananya pun bergetar. Ia melihat nama "My husband," di ponselnya. Kedua sudut bibirnya pun tertarik.

"Halo Amarlic."

"Kau tidak usah memasak, aku tidak akan pulang sekarang."

"Ah, ba---baiklah."

"Namun, kau belum memasak, 'kan?"

Jika aku sudah memasak, kau pun takkan pulang lalu menghabisi masakanku, 'kan? , batin Erlina.

"Be---belum, kau menginap di mana?"

"Bagus jika belum. Aku menginap di villa, bersama Karina, dan Jesicca. Kau tak apa, 'kan?"

"Iya, aku tidak apa-apa."

"Oh, iya. Tadi mamih dan papihku mengabariku jika mereka sudah sampai di sana. Mereka menghubungi nomormu, tetapi tidak aktif."

"Oh, syukurlah, iya tadi ponselku mati."

"Yasudah, aku matikan."

Tut ...

Amarlic mematikan panggilan secara sepihak. Erlina tersenyum miris, kedua matanya menatap kosong makanan yang sudah tertata rapi di meja makan. "Hiks ..., hargai perasaanku sekali saja, Amarlic. Kumohon ...," lirih Erlina. Ia jatuh tersungkur di lantai. Kakinya melemas, dadanya terasa sangat sesak. "Lihatlah!, aku sudah memasak untukmu, Amarlic. Ini spichy Rigatoni vodka carbone makanan kesukaanmu. Apa kau tidak suka?" Entah Erlina berbicara dengan siapa.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Onde histórias criam vida. Descubra agora