-026-

698 43 2
                                    

"Mah, Ayah dan kak Steven di mana?" tanya Erlina ketika baru saja bangun dari tidurnya. "Ayahmu sedang ke kantor, dan Steven sedang mengurus perpindahan kuliahnya," terang Ameera.

"Perpindahan?" tanya Erlina. Ia mengernyitkan dahinya bingung. Ia pun menyandarkan dirinya menggunakan bantal. "Iya, kakakmu berhenti kuliah dan Endless memutuskan untuk pindah kampus, agar lebih mudah untuk menjagamu," jelas Ameera.

"Sudahlah, ayo kau harus sarapan yang banyak," sela Ameera ketika Erlina hendak membuka suaranya. "Erlina, kau harus makan yang banyak sayang, ayo. Aaa ... " Ameera menyodorkan sesendok bubur.

Erlina tersadar dari komanya pada satu hari yang lalu, setelah mengalami koma selama empat hari. "Aku sudah kenyang, Mah ..., " rengek Erlina. "Apa kau tidak lapar, selama empat hari kau koma hanya diisi oleh cairan?" sarkas Ameera seraya mengaduk-aduk buburnya.

"Aku akan makan, jika mamah mau menceritakan apa saja yang terjadi denganku," cetus Erlina. Ia memperhatikan wajah Ameera yang terlihat lelah.

"Apa kau tidak ingat dengan apa yang terjadi setelah kau mengalami kecelakaan?" tanya Ameera terkejut, ia menyodorkan semangkuk bubur pada Erlina. Erlina pun menerimanya. "Aku tidak mengingatnya," jawab Erlina. Ia memasukan sesendok bubur ke dalam mulutnya.

"Mamah mendengar kabar kau kecelakaan dari sekretaris mu—Viola ... "

"Viola, kemana dia? Aku tidak melihatnya sedari kemarin," potong Erlina.  "Huh ... dengarkan dahulu mamah, Erlina. Mungkin Viola sibuk menggantikan pekerjaanmu yang tertunda, akhirnya Steven dan ayahmu lah yang ikut turun tangan," tambah Ameera.

"Maafkan aku, pasti aku merepotkan kalian semua, ya," gumam Erlina seraya menundukkan wajahnya, menatap kosong mangkuk bubur yang ia pegang. Ameera mengambil mangkuk itu, menaruhnya di nakas yang berada di samping ranjang. Ameera membawa Erlina ke dalam dekapannya.

"Sayang, kau tahu betapa sedihnya mamah melihatmu terbaring lemah selama empat hari. Mamah merasa seperti kehilangan separuh nyawa mamah melihatmu terluka. Mamah mohon jangan pernah jauh dari mamah. Maka dari itu kau harus tinggal bersama mamah seperti dahulu lagi," tutur Ameera. Ia melerai pelukannya.

"Namun, bagaimana dengan pekerjaanku?" tanya Erlina. "Steven yang akan menjadi CEO di Alexander Corp. Dan kau dapat bekerja dengan pekerjaan yang kau inginkan, yaitu menjadi seorang Arsitek." Erlina pun tersenyum mendengar penjelasan mamahnya.

"Aku sangat bahagia sekarang, Mah. Bagaimana kabar adik kembar ku—Casley dan Charles?" tanya Erlina. "Mereka baik, dan semakin dekat dengan calon kakak-ipar mu," jawab Ameera.

"Calon kakak-ipar ku, maksud mamah Endless— sahabatku?" Ameera menganggukkan kepalanya mantap, "iya, semenjak mamah fokus menemanimu di rumah sakit. Endless merawat Charles dan Casley dengan baik. Dia memang sudah pantas menjadi seorang ibu di usianya yang sudah beranjak 25 tahun itu. Hehe ... " Ameera pun tertawa mendengar ucapannya sendiri.

"Hehe, iya, Mah. Kapan mereka akan mengadakan pertunangan?" tanya Erlina penasaran. "Me---mereka sudah bertunangan, Nak. Di hari kedua kau koma," jawab Ameera dengan hati-hati.

"Apa?, sudah bertunangan. Meng ... "

"Tenanglah, Nak, di hari selasa ketika kau kecelakaan. Di hari itu juga Steven dan Endless pulang dari Milan untuk memberitahu jika mereka akan melangsungkan pertunangan pada hari kamis. Dan saat itu kau sedang koma, Nak," terang Ameera menyela ucapan Erlina.

"Seperti itu, ya. Tidak masalah untukku," sahut Erlina membuat Ameera menghembuskan nafasnya lega.

🗽🗽🗽

"Steven, apa kau sudah meyakinkan perasaanmu padaku?" tanya Endless yang sedang menemani Casley bermain boneka. "Apa kau tak percaya denganku?" Bukannya menjawab, Steven malah bertanya balik. Dengan kedua matanya yang menatap Endless dengan sorotan tajam.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang