-030-

823 42 2
                                    

Pagi ini Erlina harus kembali ke mansion Amarlic untuk melanjutkan renovasi kamar Amarlic. Ia bersiap-siap mengenakan sweter abu-abu dengan celana levis hitam panjang.

"Erlina, kau mau berangkat, Nak?" tanya Ameera, ketika melihat Erlina sudah rapi. "Iya nih, Mah. Aku harus datang lebih awal. Agar pulang pun lebih awal," jawab Erlina.

Erlina pun mencium pipi kanan dan kiri milik Ameera. Lalu, pamit dan melenggang pergi. Semenjak Erlina mengalami kecelakaan, ia selalu menggunakan sopir pribadi jika berpergian. Ia sedikit trauma dengan mobil dan jalanan.

Supir paruh baya yang bernama Hansen itu membawa Erlina ke mansion Amarlic. Beberapa menit kemudian ia pun sampai. Setelah mengucapkan terima kasih pada supirnya dan menyuruhnya untuk menjemput ia nanti, Erlina menekan bel mansion Amarlic.

Alexsha tersenyum melihat siapa yang datang. Lalu, membukakan pintu agar Erlina dapat masuk. Alexsha memanggilkan Damietta yang berada di kamarnya untuk memberitahukan jika, ada Erlina di ruang tamu.

"Erlina, apa kau sudah sarapan?" tanya Damietta seraya duduk di sebelah Erlina. "Sudah, Tante," jawab Erlina.

"Amarlic sedang keluar sebentar untuk membeli keperluannya. Maaf, ya, kau harus menunggu," tutur Damietta. "Hmm, tidak apa-apa, Tante. Oh, iya, apakah aku diundang di acara pernikahan Amarlic dan Karina?" tanya Erlina ketika hal itu terlintas di ingatannya.

"Pastinya, Sayang. Jika bisa, kaulah yang bersanding dengan Amarlic di altar nanti," jawab Damietta seraya mengusap puncak kepala Erlina. "Hehe, it will not happen, Tante. Apakah undangannya sudah disebar?" tanya Erlina mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Belum, mungkin besok kami membuatnya," jawab Damietta. "Maksud tante undangannya belum dibuat?" Damietta menganggukkan kepalanya mantap, "iya, mudah jika hanya urusan undangan." Erlina mengulas senyum tipis di wajahnya.

"Itu dia, akhirnya Amarlic datang," ucap Damietta ketika melihat Amarlic menghampiri mereka berdua.

"Ayo, kita ke kamarku saja sekarang," ucap Amarlic dingin. Lalu, melenggang pergi menaiki tangga.

"Tante, aku permisi, ya." Damietta pun mengangguk sebagai jawaban. Erlina pun menyusul Amarlic yang sudah menaiki tangga lebih dahulu.

"Kita lihat apa yang terjadi sebentar lagi,"
gumam Damietta seraya memandangi punggung Amarlic dan Erlina yang menghilang memasuki kamar Amarlic.

🗽🗽🗽

"Mih, kemana kak Karina? Ia sudah dua hari tidak berkunjung ke sini?" tanya Jesicca yang baru saja duduk bersandar di bahu Damietta. "Untuk apa kau menanyakan Karina?!" Sarkas Damietta.

"Aku lebih menyukai kak Karina daripada Erlina," balas Jesicca. "Apa yang kau sukai darinya?" tanya Damietta tak habis pikir.

"Dua minggu belakangan ini, dia baik sekali denganku. Membantuku mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan ketika nanti kuliah. Bahkan, masih banyak lagi," terang Jesicca dengan bersemangat. "Terserah kau saja," ucap Damietta malas.

Ting ... tong ...

"Biar aku saja yang membukanya," ucap Jesicca ketika Damietta hendak memanggil Alexsha. "Baiklah," sahut Damietta.

Jesicca pun melangkahkan kedua kakinya menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Ia membuka pintunya, dan seketika wajahnya pun berubah menjadi terkejut ketika melihat Karina yang datang dengan derai air mata di kedua pipinya.

"Kak Karina, are you okay?" tanya Jesicca dengan nada cemasnya. "Ayo mas ... "

"Di mana Amarlic?" tanya Karina tanpa menghiraukan ucapan Jesicca. "Kak Amarlic ada di kamarnya sedang bersama temannya, yaitu Erlina," terang Jesicca.

My Conglomerate Husband (Completed✔)Where stories live. Discover now