🍁Tujuh

373 67 3
                                    

Seungcheol berkata mengenai kinerja Sowon yang bagus pada malam mereka duduk diatas kap mobil bersama.

Memujinya sebagai sekretaris paling pintar yang Seungcheol punya dan ia tidak akan meragukan apapun yang dilakukan gadis itu.

Karena ia tahu, apapun yang Sowon lakukan sudah melalui beberapa pertimbangan dan merupakan keputusan yang terbaik.

Namun kejadian seperti itu malah menimpa nya.

Sudah beberapa hari Seungcheol merasakan Sowon yang sedikit lebih cuek.

Tapi kalau ditanya, pasti jawab nya 'tidak'.

Tipikal wanita memang.

Ditambah dengan tersebarnya rumor bahwa mereka berdua berkencan membuat Seungcheol mati gaya.

Tentu saja ia sudah membantah rumor itu mentah-mentah, namun yang ia pikirkan adalah perasaan Sowon yang semakin dingin.

Wanita audit itu bahkan meminta maaf, merasa karena dirinya lah pasangan itu bertengkar.

Sedangkan Sowon hanya tersenyum sembari mengatakan, "Tidak apa, anda sudah bekerja dengan baik. Saya juga akan menjadi lebih baik lagi kedepannya,"

Sebuah kalimat yang semakin meyakinkan siapapun yang bekerja disana merasa bos dan sekretaris itu sedang bertengkar hebat.

Nyatanya Sowon hanya masih belum melupakan perasaan kecewa nya.

Rasanya padahal baru beberapa hari yang lalu Sowon dipuji dengan baik untuk pertama kalinya.

Dipuji setelah ia sudah bekerja sangat keras, lalu dicurigai begitu saja.

Hanya karena ingatan Seungcheol yang terputus-putus entah karena kebodohannya atau apa.

Gadis itu juga menolak Seungcheol yang mengembalikan kartu kreditnya, mengatakan kalau Sowon akan meminjam bentar petak itu saat sedang dibutuhkan saja. 

Disisi lain Seungcheol semakin frustasi.

Mengingat perkataan yang sudah dikatakannya kepada Sowon, ditambah dengan pernyataan kalau ia sudah menyetarakan Jihoon dengan Sowon.

Ia hanya mampu menatap gadis itu dengan lekat.

"Minggu nanti ada pesta peresmian sebuah anak toko dari salah satu rekan, anda harus menghadirinya. Akan saya kirimkan alamat dan pakaian yang cocok,"

"Kenapa kau urus pakaian ku?"

Sowon menatap atasannya.

Saat itulah Seungcheol merasa ia sudah mengatakan sesuatu yang salah.

"Rekan dari China memiliki pemikiran tersendiri mengenai warna dan corak pakaian. Kalau anda tidak berkenan saya tidak akan ikut campur," gadis itu pun meninggalkan ruangan itu.

Sial, batin Seungcheol.

Dia tidak pernah tahu disaat seperti inilah ia paling membutuhkan Sowon.

Pesta pernikahan kerabat sabtu malam, yang belum ia beritahukan kepada Sowon, peresmian toko minggu nanti dan perjalanan Sydney minggu depan.

Lelaki itu terus memutar otak nya mencari cara agar gadis itu setidaknya kembali ke mode normal.

Tidak setidak menurut ini.

Sebuah barang asing berada diatas meja Sowon setelah ia kembali dari makan siang.

Sebuah kotak dengan nama Kim Sowon dan empat lainnya dengan nama Choi Seungcheol.

Gadis itu mengerutkan dahi nya, merasa kalau kartu kredit sudah kembali ke pemilik nya maka inilah yang akan terjadi.

Sowon hanya harus memaklumi hal tersebut.

✔Perfecto [CSC]Where stories live. Discover now