🍁Empat puluh dua

279 53 17
                                    

Entah sudah berapa kali gadis itu menghela nafas nya.

Seungcheol hanya terkekeh, "Kau benar-benar menyukai wajah ku?"

Sedangkan Sowon hanya bisa menahan tangisannya.

Sepertinya ancamannya tadi cukup manjur sehingga membuat kedua pria itu spontan menjauh.

"Hei- hei. Apa yang kau lakukan? Jangan bermain dengan itu,"

"Nona Kim, lepaskan beling itu,"

Gadis itu malah semakin menggenggam erat dan mendekatkan ujung beling ke leher nya.

"Tuan Xu, tolong tinggalkan kami,"

"Ta- tapi-"

"Saya tidak akan menemani anda seperti imajinasi anda, jadi tolong biarkan kami sendiri,"

Lelaki yang tercekat pernafasannya melihat beling yang hampir menyentuh leher Sowon itu kemudian mengangguk.

Dengan diam pergi meninggalkan tempat itu dengan nona Ryu yang berjalan tenang di belakang nya.

Gadis yang terkejut itu langsung jatuh ke lantai lemas.

Masih terkejut dengan kejadian tadi, Seungcheol langsung membawa nya pulang.

"Kenapa harus dengan cara itu?" lirih nya.

Sowon tidak pernah menyukai lelaki yang bertengkar demi nya.

Apalagi kali ini wajah Seungcheol dihiasi memar yang cukup parah.

Bagaimana kalau nona Lim tahu dan memarahi nya?

Atau orang perusahaan yang kembali menyebarkan rumor tidak jelas?

"Untung tidak berdarah, tau," ujar nya sedikit sebal.

Sowon yang sedang mengompres wajah lebam itu seperti turut merasakan kesakitan lelaki itu.

Sesekali ia menyipitkan matanya saat handuk dingin itu menyentuh wajah atasannya.

Sedangkan Seungcheol hanya tersenyum dengan wajah Sowon yang berjarak begitu dekat dengan nya.

"Kan sudah lama memang aku mau memukul nya, sekalian saja aku keluarkan semua tenaga ku,"

Sowon kembali menghela nafas, mengkhawatirkan bagaimana kerja sama kedua perusahaan itu di masa depan.

Apalagi jika tuan Lee dan tuan Kwon tahu kalau Seungcheol bertengkar menggunakan tangan nya.

Melihat Seungcheol yang terus tersenyum dihadapannya semakin membuat gadis itu sedih.

"Anda tidak merasa sakit? Lebam nya benar-benar parah,"

Lelaki itu menggeleng, "Aku merasa puas sudah mengeluarkan dendam ku. Kau juga harusnya bahagia,"

Sowon mendecih, "Bahagia bagaimana?" Mengingat lelaki itu yang bertengkar demi nya.

"Aku kan sudah memukul nya demi mu. Aku sudah membalaskan dendam mu,"

Seharusnya dari awal ia mendengarkan perkataan Seungcheol untuk tidak berpakaian khusus demi tuan Xu itu.

Kalau saja ia menurut dengan setiap perkataan lelaki itu, maka hal seperti tadi tidak akan pernah terjadi.

"Saya akan ganti kompres nya dulu,"

Sowon beranjak namun ditahan oleh Seungcheol.

Lelaki itu tahu Sowon sengaja menghindari pandangan matanya, Seungcheol tahu gadis itu sudah menahan air matanya sejak tadi.

✔Perfecto [CSC]Where stories live. Discover now