🍁Dua puluh satu

359 58 3
                                    

Senin pagi keduanya habiskan dengan berjalan-jalan disekitar rumah, menjadikan kegiatan itu sebagai jogging ringan.

"Kita kapan pulang ya? Sepertinya sudah tidak banyak yang bisa dilakukan,"

"Saya rasa kita bisa kembali sekitar Rabu malam kemudian atau Kamis pagi,"

Seungcheol hanya mengangguk, "Kau yang atur saja sebaiknya bagaimana."

"Kalau begitu saya akan setuju dengan pertemuan yang ditawarkan tuan Jeon untuk anda Sabtu malam?"

"Kenapa harus Sabtu malam sih? Dia itu tidak punya pacar atau bagaimana?"

"Anda juga tidak punya pacar?"

"Kurang ajar kau. Ya sudah kalau mau Sabtu malam ya Sabtu malam, memang nya siapa yang protes?"

Sowon hanya terkekeh melihat reaksi atasannya itu.

Setelah matahari sedikit terik keduanya memutuskan untuk kembali dan melanjutkan hari.

"Sowon?????" teriak Seungcheol dari kamar mandi di dalam kamar nya membuat gadis itu terkejut.

Sepertinya sebelumnya ia belum pernah memanggil Sowon seperti itu?

"Sowon!!!!!!"

"Iya???????" teriak Sowon kembali dari dapur.

"Sini!!!!!!!"

Gadis itu hampir menabrakkan alis nya, bertanya-tanya ada apa dengan atasannya itu.

Sowon menghela nafas sebelum membuka pintu kamar Seungcheol, malah memori malam mabuk kemarin yang ada di kepalanya.

"Sowon," panggil Seungcheol lagi yang sedang menjulurkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi.

"Handuk," katanya sambil menunjuk ke tempat tidur nya.

Sowon yang mengerti langsung memberikan handuk tersebut kepada bos nya.

"Terima kasih," ucapnya senang kemudian kembali menutup pintu kamar mandi.

Sowon yang ditinggal di kamar nya jadi tidak tahu harus melakukan apa.

Gadis itu melihat sekitar kamar Seungcheol, tidak begitu berantakan selain koper yang ditimpa dengan baju kotor di salah satu sudut kamar.

Ia yang tidak tahan malah duduk di depan koper itu dan melipat baju-baju Seungcheol.

Setidaknya setelah dilipat akan lebih gampang dimasukkan ke koper kan?

"Kau ngapain?" tanya Seungcheol yang akhirnya keluar dari kamar mandi sembali mengeringkan rambutnya.

"Tidak ada. Sedang tidak ada yang bisa dilakukan," balas Sowon masih melipatkan baju atasannya.

"Biarkan saja. Aku bisa lipat sendiri nanti,"

"Saya sedang tidak ada pekerjaan. Anda ingin sarapan dengan apa?"

"Roti saja yang ringan. Nanti siang kita makan diluar saja ya,"

Kembali, Sowon hanya mengangguk.

"Kau selalu pakai bahasa formal dengan ku ya? Sekarang juga kayaknya kau lebih sering bicara dibanding dulu,"

Sowon menatap lelaki itu, Seungcheol yang duduk di sampingnya dengan rambut setengah kering, membantu nya melipat baju kotor.

"Lebih sopan kalau menggunakan bahasa formal, anda adalah seseorang yang menjunjung profesional kan,"

"Iya sih. Tapi kan kadang kau juga kurang ajar, mengejek ku dengan entah apa-apa,"

Kali ini Sowon menatap Seungcheol lagi, "Saya tidak mengejek, hanya menyatakan fakta. Anda sudah move on ya makanya bisa berkata seperti itu?"

✔Perfecto [CSC]Where stories live. Discover now