🍁Empat puluh sembilan

370 56 18
                                    

Setelah menetap selama semalam disana, Seungcheol akhirnya pulang pada Minggu sore.

Kali ini bersama Sowon yang sudah diusir oleh orang tua nya sendiri.

Berkata bahwa ia sudah terlalu lama meninggalkan pekerjaan nya dan sudah untung baginya bahwa Seungcheol tidak menganggap ada surat pengunduran diri itu.

Kemudian, disanalah keduanya.

Di dalam mobil, berduaan, ditemani keheningan yang menyelimuti menuju Seoul.

Sowon terus teringat pada masa ia hanya berduaan dengan Minhyun namun masih memikirkan lelaki di samping nya itu.

Kini, ia tidak perlu berharap atau berimajinasi lagi, cukup menoleh sedikit maka ia akan melihat wajah itu.

"Mau makan malam dulu?" tawar Seungcheol yang menoleh ke arahnya sedikit.

Sowon malah melemparkan pandangannya melalui kaca jendela.

Masih malu saat menyadari bahwa ia akan dinikahkan dengan lelaki Choi yang sekaligus atasannya itu.

Sowon menggeleng, "Makan dirumah saja. Saya harus mengejar ketinggalan saya,"

Seungcheol mengerutkan dahi nya, "Ketinggalan apa? Seperti kereta api saja. Selama ini pekerjaan mu dikerjakan Minhyun dan Nayoung,"

"Nona Lim?" balasnya sedikit terkejut.

"Tentu saja. Dia kan sudah hampir mencemar nama baik ku, makanya ku manfaatkan saja dia selagi kau tidak ada,"

"Lalu kenapa tidak menjadikannya sekretaris anda lagi saja?"

"Tidak mau, kan aku sudah bilang aku paling suka dengan kinerja mu,"

"Jadi anda mencari saya hanya untuk disuruh kembali menjadi sekretaris anda?"

"Kau bercanda ya? Aku benar-benar hampir gila karna kau tidak ada. Semua klien bertanya soal nona Kim, tentu saja kau harus kembali," oceh Seungcheol.

"Ternyata karna pekerjaan ya," bisiknya yang kemudian melempar pandangannya jauh lagi.

Seungcheol menghela nafas.

"Kau tidak percaya ya soal perasaan ku yang tulus? Aku mau mati karna terus memikirkan mu, pekerjaan ku jadi menumpuk, aku jadi tidak fokus,"

Lelaki itu diam sesaat.

"Bahkan tuan Hong hampir menawarkan jasa wanita di club nya kepada ku karna melihat ku yang tidak seperti manusia lagi,"

"Terus anda menerima nya?" pekik Sowon yang membuat Seungcheol terkejut.

"Tentu saja tidak! Serius deh, aku kau anggap lelaki macam apa sih?"

"Yang menghamili anak orang," ejek nya lagi sembari terkekeh.

Hah, akhirnya, tawaan itu.

"Kau yang nanti ku hamili baru tahu,"

Sowon membulatkan matanya sembari melotot.

"Sejak saya tidak ada, anda menjadi sembarang sekali bicara?"

"Sejak aku tidak ada juga kau sepertinya jadi semakin berani dengan ku ya?"

Gadis itu terkekeh tidak percaya, "Tentu saja, ini namanya emansipasi wanita agar istri tidak dikekang saat sudah menikah nanti,"

Setelah menyadari kalimat yang ia lontarkan, keduanya semakin diam, menebarkan aura aneh dalam seisi mobil itu.

Menikah ya?

Sepertinya hal seperti itu memang harus dipikirkan matang-matang.

Bukan hanya sebelah pihak, melainkan mementingkan pendapat keduanya.

✔Perfecto [CSC]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα