🍁Dua belas

366 66 3
                                    

"Kenapa berkata begitu?"

"Aku kehilangan Minkyung juga setelah memperkenalkan sepupu ku pada nya,"

Sowon hanya diam, masih memikirkan kalimat yang diutarakan Seungcheol sebelum ini.

"Aku sudah hampir menikah dengan Minkyung kemarin, seharusnya aku tidak pernah memperkenalkan mereka berdua,"

"Anda tidak salah," bisik Sowon.

"Padahal kami saling mencintai. Aku sangat mencintai nya, kami jarang bertengkar. Kalau pun bertengkar semua akan kembali seperti semula dalam waktu pendek,"

"Karna kami memang seharusnya bersama. Kami diciptakan untuk melengkapi satu sama lain. Tapi kenapa?"

Seungcheol menyenderkan kepala nya pada stir mobil, menenggelamkan wajahnya diantara tangannya.

Seperti nya sebentar lagi lelaki itu akan menangis.

Sowon tidak pernah melihat seorang lelaki menangisi perempuan sebelumnya.

Mungkin selama ini ia hanya bertemu dengan yang brengsek.

"Seperti nya aku menjadi bodoh sekali hanya karna seorang wanita. Aku menyedihkan ya?"

"Menangis saja, anggap saya tidak disini,"

Setelahnya Sowon mendengarkan isakan kecil.

"Empat tahun kami bersama. Setahun lalu kami berpisah. Tapi sepertinya aku masih sangat mencintainya, masih sangat utuh," senyuman meremehkan merekah diantara tangisannya.

Sowon mengelus kepala nya perlahan, berusaha menenangkan lelaki itu.

Ia kira dengan hiburan tadi siang dapat membuat Seungcheol sedikit banyak melupakan kejadian semalam. Ternyata ia salah.

Seungcheol hanya membohongi diri nya selama ini, berkata kepada diri nya bahwa ia dan Minkyung masih punya kesempatan untuk bersama.

"Seharusnya aku lebih melindungi nya kan? Seharusnya aku tau saat dia akan direbut, seharusnya aku tidak membiarkan nya pergi begitu saja,"

Sowon menghentikan elusan tangan nya.

Dari dalam tas ia keluarkan secarik tisu lalu diberikan kepada lelaki itu.

"Tidak ada yang salah," kata Sowon lantang.

Lelaki yang mengambil tisu itu menoleh ke Sowon.

"Saya bilang tidak ada yang salah. Anda sendiri juga tidak melakukan kesalahan,"

Seungcheol masih menunggu Sowon melanjutkan kalimatnya.

"Kalian sudah sangat saling mencintai. Hanya takdir yang cemburu pada keserasian kalian berdua. Makanya kalian dipisahkan,"

Seungcheol memalingkan wajah nya, menatap keluar jendela.

Kali ini Sowon yang terus melanjutkan perkatannya.

"Anda tidak layak bersama nona Minkyung. Akan ada seseorang yang lebih pantas mendapatkan anda, saya yakin ia sedang dikirim Tuhan untuk anda. Anda sendiri juga harus mempercayai itu,"

"Nona Minkyung sudah bertemu orang yang pantas dengan nya. Relakanlah nona Minkyung untuk orang lain. Kalau anda tidak bisa melupakannya, tidak usah. Posisikan saja beliau di tempat yang spesial, di hati anda,"

"Tapi suatu saat nanti, anda harus membuka hati untuk seseorang yang pantas, yang sudah dikirimkan oleh Tuhan untuk anda,"

"Kalau sampai saat itu anda belum bisa melakukannya, maka anda tidak boleh lagi menyalahkan takdir,"

✔Perfecto [CSC]Where stories live. Discover now