🍁Empat puluh

301 54 15
                                    

"Perkenalkan, saya-"

"Aku tahu kau Hwang Minhyun. Silahkan duduk,"

"Unnie?" Sowon hanya tersenyum.

"Saya datang menggantikan tuan Choi yang sedang ada urusan penting," ujar Minhyun sembari tersenyum.

"Unnie," panggil nya lagi.

"Umji kenal nona Lim tidak? Lim Nayoung,"

"Oh, seperti nya saya pernah bertemu sekali, tidak tahu dengan Umji," ujar Hansol sembari meneliti wajah Minhyun yang terus tersenyum.

Berfikir apa lelaki itu tidak lelah terus tersenyum.

"Aku sepertinya pernah, tapi tidak terlalu ingat dengan wajah nya,"

"Nona Lim sedang mengandung anak dari tuan Choi,"

Hansol yang sedang meneguk minuman bahkan tersedak, sedangkan Umji melototkan wajahnya sembari sedikit berteriak.

Membuat beberapa orang di meja lain sempat melirik ke meja mereka sebentar.

"Saya kira nona Kim tidak akan bilang ke siapapun?" tanya Minhyun yang hanya menerima senyuman dari Sowon.

"Nona Lim mengaku ia seperti itu. Mereka akan melakukan tes DNA hari ini,"

Terlihat Hansol yang mengusap wajah nya asal sembari melemparkan pandangan kearah lain.

"Unnie tidak apa?"

"Apanya yang tidak apa? Pekerjaan tetaplah pekerjaan, apa yang ingin dibahas hari ini tuan Chwe?"

Lelaki itu menghela nafas, "Sudahlah, aku sudah tidak mood lagi kalau sudah seperti ini. Aku kira wanita itu tidak akan kembali,"

"Apa unnie bertengkar dengan tuan Choi?"

Sebenarnya sejak kapan hubungannya dengan tuan Choi yang sudah melebihi batas profesional itu di ketahui orang lain?

.

.

.

"Apa maksud mu aku yang tidak profesional?"

"Lalu apa anda bisa menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu? Apa yang anda bicarakan dengan nona ini?"

Nayoung sedikit tersenyum, "Ternyata nona Kim bisa cemburu juga ya. Apa aku sudah merusak hubungan kalian?"

Ingin sekali Minhyun membungkam wanita itu, kalau saja tidak mengingat ia sedang mengandung seorang yang tidak berdosa.

"Kenapa kau penasaran sekali sih dengan itu? Dari kemarin kau juga selalu menanyakan itu kan?"

Sowon kembali berjalan masuk ke ruangan lelaki itu setelah beberapa lama berdiri diambang pintu.

Sembari menarik Minhyun, gadis itu menutup pintu dengan erat, takut kalau orang diluar bisa mendengar kemudian akan menyebarkan yang tidak benar.

"Kenapa lagi lelaki ini harus ada diantara kita? Kau tidak lelah selalu melibatkan dia dalam hubungan kita?"

"Kita punya hubungan seperti apa tuan Choi? Rasanya saya tidak memiliki status yang spesial walau anda sudah menganggap saya sebagai seorang wanita yang mendampingi. Bukankah saya hanya seorang sekretaris?"

Seungcheol menatapnya aneh, mengingat bahwa ia belum sepenuhnya menjadikan gadis itu kekasih nya membuat lelaki itu mati kutu.

Lalu apa yang belakangan ini berhasil memicu emosi nya sehingga ia sendiri enggan menatap gadis itu?

✔Perfecto [CSC]Where stories live. Discover now