🍁Tiga puluh satu

307 57 6
                                    

Sengaja.

Sengaja membuat Seungcheol kesal.

Eunha dan Yerin yang memesan tiket pesawat sengaja memisahkan tempat duduk tuan Choi yang sedang kasmaran dengan sekretaris nya.

Jihoon dan Soonyoung sih setuju-setuju saja.

Sedangkan Seungcheol terus memperhatikan ketiga gadis itu yang sedang asik ngobrol.

Ia hanya harus memastikan salah satu dari Eunha atau Yerin tahu bahwa ia sedang menatap mereka dengan sinis.

Berbeda dengan Sowon yang tidak tahu menahu, gadis itu asik saja ketika diajak membahas pekerjaan.

Strategi yang akan dilkeluarkan nanti, barang apa saja yang harus dibawa ketika akan bertemu dengan orang baru dan penampilan seperti apa yang akan mereka suguhkan.

"Apanya yang tidak boleh? Tidak ada hal yang seperti itu!" ucap Eunha setengah berteriak setelah mendengar bahwa Sowon dilarang Seungcheol memakai rok.

"Benar, saat pernikahan Eunha, unnie cantik sekali menggunakan rok," bela Yerin.

Gadis itu hanya tertawa.

Sowon yang duduk diantara keduanya merasa seperti ibu yang harus menjaga dua anak.

Padahal dia tidak tahu kalau keduanya sudah merencanakan semua dengan matang.

"Kalau tidak dibuat kesal dia tidak akan bergerak," pesan Jihoon kemarin yang semakin memantapkan tekad Eunha untuk mengusili tuan Choi.

"Kalau kalian kena marah bilang saja aku yang suruh. Aku rela menjadi kambing hitamnya," kekeh Soonyoung saat mereka merencanakan hal itu.

"Luar biasa sekalian tuan Choi itu langsung menolak sekamar dengan ku, tanpa berfikir lagi,"

Maka disanalah Yerin dan Eunha yang menjalankan misi nya.

Ketiganya seru membahas mengenai make up dan parfum, hingga tempat apa saja yang harus mereka kunjungi nanti.

"Barang mu banyak juga ya?" ujar Seungcheol yang melihat Sowon dengan santainya menyusun peralatan make up nya di meja samping tempat tidur.

"Belum telat kalau anda menyesal dan ingin mengganti kamar,"

"Tidak kok, aku tidak keberatan, kan aku cuma bilang. Aku tidak punya barang seperti itu soalnya," balasnya masih memperhatikan.

Setelah sampai, masing-masing punya waktu luang beberapa jam sebelum makan malam dengan tuan Wen untuk merencanakan perjalanan seminggu mereka.

Belum apa-apa, Seungcheol sudah menerima telfon dari Korea, bukan sesuatu yang serius, hanya memberikan kabar terbaru terkait dengan proyek tuan Xu.

Sedangkan Sowon sendiri masih merapikan baju nya, menggantung beberapa baju ke lemari yang tersedia agar tidak menjadi kusut nantinya.

Untung saja dia bawa gantungan tambahan, cukup untuk beberapa kemeja Seungcheol.

Lelaki itu hanya memberikan kunci koper ke Sowon, ia sendiri masih berbicara dengan divisi yang berkaitan

Mulai membuka laptop nya untuk mengecek email yang sudah dikirimkan, mungkin berisi pencapaian target dan proses.

Jam sudah menunjukkan mereka harus mulai bersiap, Seungcheol yang belum selesai dengan urusannya menyuruh Sowon bersiap duluan.

Tapi dia sendiri yang terpesona dengan setiap gerak gerik gadis itu.

Bagaimana ia melangkah keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap dan rambut basah kemudian mengeringkannya.

Rasanya seisi kamar menjadi harum shampoo Sowon yang menyenangkan.

✔Perfecto [CSC]Where stories live. Discover now