🍁Tiga puluh dua

318 60 4
                                    

Terhitung sudah tiga hari mereka berada di Cina termasuk hari ini.

Sejak kemarin ketiga sekretaris itu menjadi bekerja lebih ekstra dari biasanya.

Walau Seungcheol, Jihoon dan Soonyoung sendiri juga menguras otak lebih banyak dari biasanya.

Tapi memang terlihat kalau ketiga wanita itu sering berdiskusi.

Mencatat setiap ilmu dan hal penting yang harus mereka ketahui sebagai pendatang baru di ranah bisnis orang China.

Memberikan informasi satu sama lain, kemudian merancang perencanaan untuk esok hari nya.

Terutama kebiasaan saat bernegosiasi, memberikan pendapat hingga yang paling mendasar namun penting.

Cara memberikan kesan pertama yang mengesankan agar tidak terlupakan.

Semalam bahkan Eunha sampai mencari Sowon ke kamar nya karena merasa tidak nyaman jika berinteraksi dengan telefon.

Hingga Yerin yang menyusul mereka, Seungcheol sendiri takjub melihat kinerja mereka bertiga.

Namun dari hari-hari yang sudah dijalanlan Sowon di Cina sejauh ini, hari inilah hari yang paling sial bagi nya.

Gadis itu menatap lantai kamar mandi yang dibuat kotor oleh nya. Sowon hanya bisa menghela nafas sembari menahan denyutan di punggung nya.

Masih termenung melihat tetesan darah yang semakin lama semakin banyak, membuatnya terus menyiram lantai.

Ingin meminta tolong Seungcheol, namun lelaki itu sedang berbicara dengan seseorang di telefon.

Sowon juga tidak pernah memanggil lelaki itu duluan. Harus dipanggil dengan apa?

Pak? Bos? Langsung nama?

Apa akan tidak sopan?

Gadis itu kembali mengeluarkan kepala nya dari pintu kamar mandi, mengintip apakah ada kesempatan baginya untuk meminta pertolongan.

"Kau sudah belum?"

Sowon sedikit terkejut melihat Seungcheol yang menatapnya aneh walau masih menempelkan ponsel pada telinga nya.

"Boleh minta tolong tidak?" bisik nya malu.

"Apa?" bisik Seungcheol yang masih mendengarkan ocehan seseorang dari sana, "Iya, aku sedang dengarkan kok. Bicara saja,"

"Tolong ambilkan tas biru itu," Sowon menunjuk meja yang penuh dengan skin care nya.

Kemudian mengangguk dengan cepat saat Seungcheol menunjuk barang yang tepat.

"Terima kasih," ujarnya senang sebelum kembali menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Seungcheol sendiri masih merasa aneh, biasa nya Sowon tidak akan selama itu di dalam kamar mandi.

Tidak berapa lama kemudian gadis itu keluar sambil menyentuh perutnya kemudian menyeduh air panas dari teko.

"Kau kenapa? Sakit perut?"

Sowon menatap lelaki itu, bagaimana ya bilang nya?

Kemudian ia putuskan untuk mengangguk saja.

"Salah makan ya? Bawa obat tidak? Makan sedikit dulu baru makan obat, lalu langsung tidur saja,"

Seungcheol masih merasa ada yang aneh, Sowon tidak biasanya sediam itu. Lagipula wajah nya juga terlihat pucat.

Atau memang dia saja yang tidak pernah perhatikan?

Pertanyaan nya terjawab ketika melihat segumpal darah di sudut lantai kamar mandi.

Sebut saja Seungcheol adalah seorang yang sudah berpengalaman menghadapi hal seperti ini.

✔Perfecto [CSC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang