🍁Dua puluh empat

315 62 3
                                    

"Sowon,"

"Sowonnn,"

"Sowonnnnnnnn,"

"Heh kau bukan mati di mobil ku kan?"

Gadis itu menerjapkan matanya setelah merasakan sinar terang yang menyapa.

Ia hanya berharap tidak akan mendapati Seungcheol yang tidur disamping nya lagi.

Sudah cukup yang kemarin, Sowon tidak ingin terjadi hal seperti itu lagi.

Tidak lagi dengan bos nya.

"Kok bisa sih ketiduran?"

Sowon sendiri bertanya-tanya mengenai itu, bagaimana bisa ia ketiduran di mobil Seungcheol.

Mari pikirkan apa yang barusan terjadi. Atau apa yang baru ia konsumsi?

"Anda tidak berikan saya obat yang aneh kan?"

Seungcheol mendecih, "Kau kira aku selicik tuan Xu itu?"

"Saya hanya bertanya,"

Saat keheningan muncul Sowon berusaha sekeras mungkin mengembalikan kesadarannya, namun tidak kunjung berhasil.

"Sowon, hujan," ujar lelaki yang berada di samping nya.

Ya, Sowon tau, terdengar kok. Sowon belum tuli.

"Anda tidak pulang?" ujarnya sembari menggosok matanya walau belum terbuka sempurna.

Ia sendiri masih belum sadar sepenuhnya.

Apa ada yang salah dengan makanan nya tadi?

"Ada beberapa kecelakaan didekat rumah ku, lagipula jalan nya bakal licin. Hujan nya deras sekali kan, nanti saja aku pulang,"

Gadis itu mengangguk, masih meneliti sekitar berada dimanakah ia sekarang.

"Sudah didepan rumah mu, kau masuk saja," ujar Seungcheol yang membuka sedikit jendela nya.

Merasakan hawa dingin dan sedikit tetesan air yang masuk ke dalam mobil.

"Anda tidak akan pulang sekarang?"

Seungcheol menggeleng, "Nanti saja kalau hujan nya sudah sedikit reda,"

"Ayo ke rumah saya saja, akan saya berikan teh hangat,"

Seungcheol menoleh melihat gadis itu, "Kau serius? Hujan begini mengajak ku masuk ke rumah mu di malam Minggu?"

Sowon memutar bola matanya malas.

"Saya hanya bilang teh hangat. Walau anda sudah move on-" Sowon melihat Seungcheol yang menatap gadis itu dengan lekat.

"Kalau anda ingin menolak, langsung saja bilang tidak mau, tidak perlu menyebut hal yang tidak penting,"

"Eh," Seungcheol meraih tangan Sowon yang akan membuka pintu mobil, "Iya, mau kok,"

"Tidak jadi, saya batal menawarkan teh hangat untuk anda,"

"Hoi, kau marah ya?"

"Iya," gadis itu melipat tangan nya.

Seungcheol hanya terkekeh, "Serius tidak akan berikan aku teh hangat lagi?"

"Dingin, ayo cepat," ujar Sowon yang kemudian membuka pintu dan berlari ke lobby apartemen nya diikuti oleh Seungcheol.

"Tapi saya benar-benar lelah. Saya tidak peduli, anda yang tidur di sofa ya, kan anda tamu," oceh Sowon di dalam lift sambil menutup matanya.

Ia sendiri tidak bisa berdiri dengan tegak, membuat Seungcheol sedikit bingung, ada apa dengan gadis itu.

Tangan nya hampir memegang lengan Sowon saat hampir jatuh namun gadis itu menemukan keseimbangan nya kembali.

✔Perfecto [CSC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang