PB;01

1.6K 78 24
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 01 — Created by clarisme28

•••

Aku bisa saja berubah menjadi sedingin es, sepanas api dan sesejuk embun pagi semua itu tergantung seperti apa dan bagaimana aku di perlakukan oleh mereka.

****

Rachel Aurelia, gadis berparas cantik yang sering dijuluki dewi es karena sikap dinginnya tiada tara, dan sosok primadona di sekolahnya. Para lelaki dibuat kagum sekaligus bergidik ngeri bersamaan.

Saat ini, Rachel sedang berjalan di koridor menuju kantin bersama temannya, Dira.

Banyak yang menatapnya kagum, ada juga yang menatap sinis penuh dengan iri. Sesekali temannya—Dira, membalas tatapan itu dengan senyumnya.

“Hel, gue tanya yang kesekian kalinya. Menurut lo nih ya, gue berubah enggak?” tanya Dira sambil tersenyum penuh harap ke arah cewek yang sedang menyibirnya

"Gak,” balasnya singkat, padat, dan jelas.

“Susah ya ngomong sama tembok, ”

“Bagus deh kalo lo ngerti,”

“Asem ye lo,”

Kantin sekolah mulai terlihat ramai, matanya masih menyusuri setiap jajaran meja kantin. Sampai pada akhirnya mata hanzelnya menatap meja kosong.

“Dir, sana aja,” pintanya to the point.

“Hah?” ucap Dira, bingung.

“Lelet lo, pantesan pelajaran enggak ada yang masuk ke otak lo,” cibirnya.

“Lo ngomong singkat padat jelas gitu, gimana gue mau mencerna Hel,” sarkas Dira dengan tingkah laku temannya.

“Jadi enggak nih makannya?” tanya  yang kerap dipanggil Hel itu.

“Jadi lah, kalo enggak jadi ini cacing di perut udah pada minta demo, kalo ga cepet-cepet gue kasih makan.” jelas Dira.

“Udah ayo!” lanjut Dira, menarik tangan kanannya.

Disisi lain, tepatnya di barisan pojok kantin.

Beberapa pasang mata menatap sahabatnya yang sedang asik dengan handphone dan Earphonenya itu.

“Shutt...” panggil Kevin sembari menyenggol lengan sahabatnya.

“Woy ogeb! Lo kenapa manggilnya gitu? Kaga bakal denger dia,” geram  Azriel dibuatnya.

“Lah emang kenapa? Gue harus manggil gimana?” tanya Kevin.

Azriel pun mengambil saus di depannya, “gini caranya panggil Si Curut,” ucapnya sembari mendekatkan saus itu kebagian tangan Tama — gerakannya begitu cepat.

“Anjir paan si lo! Kotor!” geramnya sambil menatap ketiganya.

“Gue ga ikut-ikutan ya, diem aja ni gue dari tadi.” ucap Alvaro, melambaikan tangan di sampingnya.

“Gue juga gak ikutan,” celetuk Kevin dengan tatapan yang sok diimut-imutkan.

“Lo ikutan ogeb,” sahut Azriel tak terima.

“Kan yang lakuin lo, bukan gue,”

“Kan yang salah lo juga, ngapain lo panggil si Tama shut shut gitu, jadi gue ajarin cara manggil yang bener.” Azriel tetap membela diri.

09;PakBoy✔Where stories live. Discover now