PB;14

182 23 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 14 — Created by clarisme28

▪▪▪


“Hel,” sahut Tama dibalas tatapan engan Rachel.

Tama melirik kearah spionnya, “Pegangan,” pinta Tama.

“Jangan disitu, nanti jatuh gue gak mau nolongin,” peringatinya lalu bergegas pergi.

Rachel tak mengubris ucapan Tama, ia malah membiarkan Tama mengomel sepanjang perjalanan.

Citttttt......

“Maksud lo apa sih?! Rem mendadak, kalo gue jatuh gimana heh?! Lo mau ngobatinnya?!” ketus Rachel lalu membenarkan duduknya.

“Itu,” tunjuk Tama kearah seekor kucing, “Gue ngrem gara-gara itu,”

“Ngrem juga jangan mendadak gini!”

“Makanya pegangan yang bener, jangan malah pegangan di belakang,” omel Tama untuk kesekian kalinya sambil melirik kespionnya lagi

“Nih!” sungutnya menggenggam baju Tama dan melihat arah pandang Tama di balik spion itu.

“Bukan gitu. Gini yang bener,” ucap Tama membenarkan cekalan tangan Rachel ke pinggang Tama.

Rachel membuang arah pandangnya ke arah lain. Kemudian dirinya menyentuh kedua pipi itu, ia bahkan mengira bahwa pipinya ini sudah seperti kepiting rebus yang siap disantap.

“Kenapa Hel? Kok ditutupin?” tanya Tama.

Rachel tak menjawab, ia malah memikirkan bagaimana menghilangkan pipinya yang begitu memerah ini. Untuk pertama kalinya ia merasa malu dengan dengan keadaannya.

“Udah lah Hel, gak usah ditutupin, masih cantik kok, cantik. Walau nanti di dandan jelek sekalipun, cantiknya gak ilang-ilang kok, percaya deh,”

“Ngapain gue percaya sama lo,” seru Rachel.

“Yaudah kalo gak percaya. Pegangan lagi dong Hel,” lirih Tama 
sambil menjalankan kembali motornya.

“Tam, lo ngajak gue kemana?” ucap Rachel. Tak ada jawaban dari sang fuckboy.

“TAMA!! LO NGAJAK GUE KEMANA?!” teriak Rachel didekat telinga Tama.

“Hel, jangan bikin kosentrasi gue nyetir bunyar deh, gue denger kok, denger!” cicit Tama sedikit keras, “Nanti juga lo tahu,” lanjutnya.

“TERSERAH!” teriak Rachel kembali, ia menghiraukan ucapan Tama.

‘Astaga,,, untung gue udah punya stok kesabaran berkali-kali lipat sekarang,’ batin Tama.

* * *

“Hel, turun.” pinta Tama.

“Kenapa lo, ngajak gue kesini? Lo mau ngapain gue?!”

“Astaga Hel. Pikiran lo gak ada yang bagus apa buat gue?” tanya Tama kecut. Tak ada tanggapan dari gadis yang masih duduk diatas motornya.

“Lo mikirin gue pasti yang jelek semua ya Hel?” tanya Tama.

“Coba deh ubah, sedikit aja cara pandang lo ke gue Hel, bisa?” tak ada balasan apapun, Rachel tak menghiraukan semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Tama.

Rachel turun dari atas motornya, ia melihat ke sekeliling yang begitu sepi, tapi asri. Rachel menghirup udara segar, berjalan di bibir danau itu, ia mengabaikan Tama yang masih di atas motor. Walau danau ini terlihat begitu sunyi, ia malah menyukai kesunyian.

09;PakBoy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang