PB;34

128 19 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 34 — Created by faniii_332

▪▪▪

“Rachel, kamu habis dari mana nak?” tanya Renita setelah Rachel menutup pintu kembali.

Rachel mendekati Renita dan mencium punggung tangan wanita paruh baya itu, “habis jalan sama Tama ma,” balas Rachel seraya duduk disebelah Mamanya.

“Kenapa Tamanya gak kamu suruh mampir dulu?”

“Tadi udah Rachel tawarin Ma, tapi Tama gak bisa, katanya sih ada urusan gitu,” jelas Rachel, seraya meletakkan martabak diatas meja.

“Ooh gitu,” Renita mengangguk paham, “itu martabak kok banyak banget Hel, siapa yang bakal habisin sebanyak ini?”

“Itu Tama yang beliin Ma, katanya sih buat Mama satu, Papa satu, Kak Daniel satu, Raya satu dan buat Rachel dua,” jelas Rachel tersenyum melihat Mamanya yang sudah tercengang.

“Ya ampun Hel, sebanyak itu?”

“Iya Ma, udah gapapa Ma...,” jawab Rachel, “Ma, Raya mana?” tanya Rachel tidak melihat dimana keberadaan adiknya itu. Soalnya ia masih penasaran kenapa Raya sangat kesal tadi.

“Di dalam kamar dia, kayaknya ada masalah deh.., dari tadi diam mulu, Mama suruh makan dia gak mau, diajak ngomong malah diem. Mama gak tau harus musti apalagi, jadi Mama biarin aja Raya tenang dulu,” ucap Renita sudah tidak tau harus buat apa sekarang.

Mungkin Raya sedang ada masalah dengan temannya atau kekasihnya saat ini. Renita pun tidak tau, padahal ia sudah berusaha mengajak Raya untuk cerita kepadanya. Tapi Raya hanya menggelengkan kepalanya dan terus sibuk memainkan ponselnya.

Kerena tidak kunjung mendapatkan hasil, akhirnya ia mengalah dan membiarkan sang putri tenang dulu. Dan menunggu kakak-kakaknya pulang, dan biarkan mereka yang menyelesaikan masalah adiknya. Urusan ABG ia tidak mau juga turut ikut campur, biar mereka sama mereka saja yang menyelesaikan.

Masa saat ini adalah masa mereka mencari jati diri mereka. Dan masa saat ini juga mereka banyak mengalami fase yang namanya jatuh cinta, patah hati dan kegalauan yang melanda mereka setiap saat.

Rachel menyadang tasnya kembali, mengambil satu kotak martabak untuk Raya. Ia harus tau ada apa dengan gadis itu saat ini.

“Ma Rachel mau liat Raya dulu,” izin Rachel.

“Iya Hel, semoga saja adikmu mau cerita sama kamu,”

“Iya ma,”

Rachel langsung beranjak menuju kamar Raya. Didepan pintu bercat putih itu, Rachel menghirup banyak udara dan menenangkan dirinya terlebih dulu. Karena Rachel yakin Raya pasti akan memancing emosinya keluar. Dan jangan sampai dirinya terbawa emosinya nantinya.

Rachel memasang senyumannya yang paling manis sambil membuka pintu kamar Raya dan menutupnya kembali.
Rachel mendekati Raya yang sedang tengkurap diatas kasur. Rachel memegang pundak Raya seraya berkata, “Raya bangun, Tama beliin martabak kesukaan lo,”

09;PakBoy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang