PB;42

130 19 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 42 — Created by Apricothe

▪▪▪

Raya berjalan terlebih dahulu.

“Raya berhenti,” panggil Kevin membuat Raya berhenti seketika dan—

Grep..

Kevin mengangkat tubuh Raya, lebih tepat menggendongnya. Sontak saja mata gadis itu membulat, dan mulai meronta-ronta meminta agar lelaki itu membebaskannya. Namun, semakin lama, Kevin masih belum berniat menurunkannya.

“Maafin aku dulu, baru aku turunin.” Kevin menunjukan senyum jahilnya, yang menurut Raya adalah wajah yang mengesalkan yang minta ditabok.

Raya menghela napas, memutar bola matanya searah jarum jam. “UDAH Kak!” balas Raya dengan penuh penekanan.

1 Detik

2 Detik

3 Detik

Kakinya belum sampai ke tanah,serta tangannya yang masih terayun-ayun di punggung ideal milik kekasihnya.

“Ulang lagi!”

Raya mendumel tidak jelas, kesal, karena untuk ketiga kalinya Ia harus mengulangi perkataan yang sama.

“MAAFFFF! PUAS?!” teriaknya.

Karena posisi yang berdekatan dengan Raya. Dan suara Raya yang menggelegar di ruangan itu. Sepertinya pendengaran Kevin akan segera rusak nantinya. Semoga saja gendang telinga Kevin masih belum pecah, yang alasannya adalah suara cempreng pacarnya sendiri.

Raya merasakan tubuh Kevin yang perlahan bergerak. Lebih tepatnya, berjalan. Kepalanya menunduk, mendapati kaki Kevin yang berjalan maju ke belakangnya menunggu pintu keluar.

“Kita mau kemana?! Gak usah aneh-aneh ya kak! Lagian aku udah minta maaf, kenapa gak diturunin!?” Bibir mungil Raya mengeluarkan pertanyaan yang meluber kemana-mana.

Bukannya menjawab, Kevin hanya terkekeh geli dan melanjutkan langkah kakinya.

“TURUNIN! Kalau ada yang liat mikirnya pasti macem-macem!” lanjutnya.

“Kamu tuh yang mikir macem-macem. Aku cuman nganterin kamu ke suatu tempat. Btw, voucher dinner yang dikasih Tama masih ada kan?”

“Masih. Minta aja sana sama Kak Tama. Toh dia sahabat kakak,” gumam kecil Raya sembari mengalungkan tangan di ceruk leher Kevin.

Kevin masih terus melangkah, “yeh, enakan kamu. Kamu kan adek pacarnya, dia pasti ngasih yang kamu pengen. Alesannya pasti biar dapet restu. Dia ngasih pernah ngasih ke keluarga kamu sesuatu gak?”

“Pernah sih, martabak hehe.”

“Kan, yaudah aku turunin di motor ya.”

“Siap!”

* * *

Sebuah motor berhenti tepat di suatu jalanan. Manik matanya menelisik pemandangan yang indah, serta sejuk dipandanga. Diraihnya kunci motornya, lalu segera beranjak pergi menjauh dari motornya.

09;PakBoy✔Where stories live. Discover now