PB;39

139 18 1
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 39 — Created by Apricothe

▪▪▪

Rachel mengepalkan tangan, saat berpapasan dengan  Nadine cs. Raut wajahnya begitu menggambarkan kekesalannya yang memuncak pada ketiga wanita itu. Dira yang mengetahui Rachel  akan meledak, langsung  menggelengkan kepala serta meghadangnya.

“Udah Hel, biar guru BK yang nyelesainnya. Kalau lo bergerak, nanti malah lo yang kena,” Rachel mengusap wajahnya kesal. Wajah Raya yang terpuruk, masih teringat dan membekas pada kepalanya.

Tok.. Tok.. Tok..

“Siapa yang ketuk pintu? Ada barang yang ketinggalan gak Hel? Tas udah ada, terus apalagi?” tanya Tama.

“Gak ada. Apa mungkin Raya pulang?” gadis itu langsung bangkit dari sofa, berharap itu benar.

Cek..lek..

Mata Rachel meneliti gadis itu dari atas sampai bawah. Air mata Rachel kembali jatuh, lalu gadis itu segera memeluk adiknya–Raya dengan hangat. Adik perempuannya itu juga langsung membalas pelukan dari kakaknya. Ia jadi merasa bersalah karena sudah membentang Rachel–kakaknya yang justru mencemaskannya.

Di sela-sela sesenggukan, Raya meminta maaf pada Rachel, karena gadis itu merasa salah melakukan tindakan itu.

Rachel memaafkannya tak lupa dengan kecupan lembut di puncak kepala adiknya, “mama! Raya udah pulang!” teriak Rachel.

Dengan tergopoh-gopoh Renita berlari dari dapur menuju asal suara putrinya. Senyum itu terbit di wajah Renita. Ia melihat Raya yang sedang melepas pelukan dari Rachel.

Grep..

Sekarang gantian Renita memeluk tubuh Raya.

“Kamu tidak apa-apa kan nak? Mama udah khawatir dari tadi. Kamu kemana aja? Daniel, kamu nemuin Raya dimana?” mata Renita menatap putra sulungnya dengan tatapan memohon.

Daniel pun menceritakan awal mula, Raya yang pulang dari sekolah. Langsung dibekap  oleh segerombolan preman. Dan saat membuka mata langsung melihat ketiga wanita yang sama sekali tidak asing dimatanya. Nadine, Fani, dan Naura. Orang yang sama ia temui saat wekend mereka ke puncak.

Daniel mulai menjelaskan bahwa dia menemukan Raya dalam posisi dikejar oleh sekelompotan preman.  Ia pun langsung menghajar sekelompotan preman tersebut, bersama Raya tentunya. Karena preman tersebut cukup banyak, satu orang tidak akan cukup mengalahkan mereka. Untunglah Raya sudah terlatih bela diri, sehingga Ia bisa membantu kakaknya, karena kondisi jalanan sudah mulai sepi karena hari sudah semakin larut malam.

Tama mengelus dagunya, berpose sedang berpikir, “lah ngapain Nadine cs nyakitin Raya?” Rachel pun hanya bisa mengangkat bahu.

“Raya salah apa sih sama mereka? Dia boleh nyakitin gue, tapi kenapa harus adek gue?” Rachel masih tidak terima dengan kelakuan Nadine, yang secara beraninya menggangu kehidupan Raya.

Dira mengelus bahu Rachel dengan lembut, menatap prihatin gadis yang sedang menahan amarah itu.

“Mending kita ke kantin, Tama sama yang lain pasti udah tungguin kita,” Rachel mengangguk lemah.

09;PakBoy✔Where stories live. Discover now