PB;27

148 22 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 27 — Created by Apricothe

▪▪▪

Setelah pulang sekolah, Tama menghampiri perempuan itu yang tengah membereskan buku-bukunya.

“Racheell...,” panggil  Tama.

Rachel yang mendengar itu hanya mengangkat bahu, lalu meneruskan langkah kakinya. Namun, Tama tak pantang menyerah, tetap memanggil Rachel berulang kali.

“Racheell...,” ulangnya.

“Rachel sayang, pacar gue,” lanjut Tama mulai ngawur.

“APA?!” Rachel mendengus kesal, sedari tadi lelaki itu memanggilnya tanpa sebab.

Tama terkekeh, “bilang dong kalau, pengen di panggil sayang. Jangan kasih kode terus, eh emang cewek, sering kasih kode. Sorry Hel, gue lupa.”

“Siapa yang pengen lo manggil gue sayang? Hem, kan udah pernah gue bilang, kita gak pacaran, dan lo ga ada hak manggil kayak gitu!” kukuh Rachel  yang membuat Tama menjadi gemas sendiri menatap Rachel.

Lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya dengan Rachel  membuat wajah Rachel sedikit memanas. Tama mulai  membisikan sesuatu di telinga Rachel, “kan gue udah bilang tadi setelah makan di kantin kita pacaran. Rachel gue gak pikun kan? Eh maksudnya, Rachel punya aku gak kena penyakit Amnesia jangka pendek kan? Kek ikan biru di film Dory.”

“Gue pikir, cuman main-main doang.” gumam Rachel, namun tetap masuk ke gendang telinga Tama karena jarak mereka terlalu dekat.

“Gue ga akan main-main soal lo Hel,” setelah mengatakan itu Tama menepuk kedua tangannya memanggil seluruh teman sekolahnya yang memang sudah direncanakan.

Gadis itu menatap sekeliling. Menatap heran dengan beberapa pertanyaan yang masuk ke dalam otaknya. Salah satu pertanyaan yang paling dipertanyakan adalah Dira temannya  juga ada di tempat itu.

Tama menjauhkan wajahnya dari Rachel sembari memberikan senyuman terbaiknya. Tiba-tiba Tama membungkuk hormat sembari mengulurkan tangannya ke arah Rachel. Rachel semakin dibuat bingung oleh orang yang ada di depannya.

‘Kenapa nih cowok, terus kenapa pada ngumpul-ngumpul nih?’ batin Rachel.

Kepala Tama mendongak mempertemukan manik mata Tama maupun Rachel yang masih terpaku pada tempatnya, “will you be my lover?”

Gadis itu gelagapan lelaki di depannya mengungkapkan perasaan padanya? Ingin rasanya dia menghilang dari tempat ini. Karena saat ini semua mata menatap ke arahnya menunggu kepastian dari Tama. Jawaban apa yang harus Ia katakan? Tidak, dia harus jujur, dia harus jujur tentang ada dan tidaknya perasaan di relung hatinya.

“Hem, iya, gue mau jadi pacar lo,” jawab Rachel, meski masih ada pertanyaan di hatinya apakah keputusannya benar ataupun tidak. Karena baru kali ini ia menerima seseorang menjadi kekasihnya.

Tentu saja, Tama yang mendengar itu bersemangat. Berulang kali meloncat-loncat kegirangan. Siswa maupun siswi yang ada di halaman itu hanya menggelengkan kepalanya. Tangan  menggenggam bahu Rachel sedikit tak percaya dia adalah kekasih gadis yang dijuluki dengan nama Dewi Es. Dan tak lupa memeluk tubuh Rachel begitu erat.  Membuat beberapa orang ada di sana merasa iri serta tak berguna lagi di tempat itu.

09;PakBoy✔Where stories live. Discover now