PB;29

151 23 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

PakBoy © Group 9

Part 29 — Created by Apricothe

▪▪▪


Kring.. Kring..

Dira dengan bersemangat berdiri di bangkunya sembari merentangkan tangannya. Ia baru saja mengerjakan tugas karangan dari Pak Budi,  “AKHIRNYA BEBAS DARI PAK BUDI.”

“Ekhem..,” suara batuk yang di sengaja oleh Pak Budi, di balas Dira menyengir, dan kembali duduk.

Setelah Pak Budi melangkahkan kaki, keluar dari pintu, barulah Dira merasa lega, ia beruntung, tidak ada tugas dari Pak Budi, mengingat banyak tugas yang Ia kerjakan hampir seharian ini.

“Woi Tam, entar makan di kantinnya  VVIP dong, khusus kalian gitu, sekali sekali aja,” mendengar itu Tama mengangguk setuju, sembari mengelus dagunya berpikir tempat yang cocok untuk mereka makan.

Setelah menemukan tempat yang menurutnya sangat cocok, Ia segera berjalan ke bangku yang Rachel duduki. Jari jemari mereka langsung  mengait  dan Rachel meringis. Seharusnya, Ia ke taman, menemui Alvaro.

Namun, apa yang Ia harus katakan? Waktu itu saja, Tama cuek dengannya, ketika Ia perhatian dengan Alvaro. Kalau dia datang ke taman, apa reaksi Tama yang diberikan kepadanya?

“Egh..,T-Tama,” panggil Rachel tergagap.

“Apa sayang, hem?”

“Kit-a mau kemana?”  tanya Rachel grogi.

“Ra.ha.si.a.” balas Tama penuh penekanan di setiap katanya.

‘Maaf  Alvaro, kayaknya aku bareng Tama aja.’ batin Rachel.

* * *

“Gudang?!” gumam Rachel, setengah terkejut, menatap heran Tama.

“Emang kamu pikir apa? Kantin? Ya engga lah, nanti mereka pada jadi nyamuk, ga mau akh aku. Entar ketemu Nadhine cs lagi,” Rachel menghela napas pelan, “rooftoop? Males bolak balik turun. Nah, jadi gudang aja hehe, sepi, dan jaraknya agak deket ama kantin. Gue ambil dulu ya, makanannya,” Rachel berdeham.

Dengan cepat Tama yang baru sedari tadi masuk langsung keluar menuju kantin. Rachel yang melihat itu, hanya mengangkat bahu dan memperhatikan gudang sekolah yang luasnya sedang. Tidak luas dan tidak juga sempit.

“Iya ga sepi, jaraknya deket ama kantin, tapi ga gudang juga, berdebu kayak gini,” gerutu Rachel yang tidak didengarkan siapa pun.

Mata Rachel, menyapu bersih gudang sekolahnya. Banyak barang-barang, data siswa yang sudah berdebu, dan usang. Entah  apa menariknya tempat ini, hingga membuat Tama mengajaknya ke gudang. 

Rachel menatap lamat-lamat, bagian tulang manusia. Sedikit ngeri, namun Rachel tetap menyentuh, debu di tulang kerangka manusia itu

Brak..

“AAAAAAAA...” pekik Rachel, sambil menutup kedua telinganya.

09;PakBoy✔Where stories live. Discover now