ngrogo sukmo

33K 1.6K 334
                                    


Pandanganku sedikit kabur kali ini, mungkin karena sebentar lagi malam. Mbak Shanti masih berdiri di samping jasadku, ia terlihat tengah berusaha mengangkat tubuhku, namun semua usahanya terlihat sia-sia. Dia membersihkan noda yang berada di keningku dengan sapuan jemarinya.

Aku jua belum berhenti menatap jasad diri yang kini terlihat terlentang, tanpa busana, dan basah. Apa aku memang sudah mati? aku mencoba kembali untuk berkomunikasi dengan mbak Shanti yang kini tengah berjongkok di hadapanku, namun kembali usahaku hanya sia-sia belaka. Aku menangis, karena merasa takut, sepertinya aku belum siap untuk mati.

Dia kemudian berlari masuk ke dalam rumah, meninggalkan aku dan jasadku di sini, lalu dia kembali dengan membawa selimut dalam dekapannya, dan menyelimuti sekujur tubuh ku yang basah, kini yang nampak hanya bagian kepalaku saja.

Tak lama Mbak Suci terlihat berlari ke arah kami, disusul dengan pak haji di belakangnya, dengan berjalan cepat.

"nduk apa tadi airnya sudah kamu tuang ke bak mandi? " tanya pak haji pada Mbak Suci

"nggih, sampun pak"

"dia pakai mandi kan airnya? "

Mbak Suci terlihat hanya mengangguk kecil, sembari menundukkan sedikit kepalanya.

Pak haji menggeleng kecil, dan mulutnya berdecak, kemudian dia menarik nafas panjang sembari memejamkan matanya sesaat.

Mbak Shanti yang sedang berjongkok menatap ke arah mereka berdua, kemudian berkata dengan suara yang sedikit terbata-bata.

"pak haji ini kenapa? kenapa Yani bisa pingsan disini pak? "

Pak haji kemudian ikut jongkok bersama mbak Shanti, lalu dia mengangkat sebelah kanan tangannya, yang jari telunjuk dan jari tengah ia rapatkan, dan ketiga jari lainnya ia lipat kedalam telapak tangannya, lalu ia seperti tengah membaca mantra.

"Suci, ambilkan bapak garam cepat"

"nggih pak"

Mbak Suci dengan sigap segera berlari masuk ke dalam rumah, dan langsung kembali membawa wadah berisi garam dalam genggamannya, dan langsung menyerahkan nya pada pak Haji.

"yani, bapak tahu kamu ada di sini, bapak minta kamu mendekat nak, kesini nak, dekat dengan ragamu"

Aku yang bisa mendengar apa yang mereka katakan namun mereka tak mampu mendengar apa pun yang aku ucapkan kini aku segera mendekat pada tubuh yang sudah di selimuti ini.

Lalu pak haji segera menabur garam yang sudah dia pegang, dia mengitari kami dan melingkari kami semua dengan garam yang dia taburkan di atas tanah yang sedikit basah. Lingkaran garam tersebut nampak bersinar.

"jangan ada yang keluar dari lingkaran garam ini nak"

kami semua mengangguk, lalu pak Haji berkata pada mbak Shanti.

"Nak Shanti, bapak tahu kamu punya kemampuan, boleh bapak minta tolong sama kamu, sebelum terlambat, sebelum maghrib, Yani harus sudah kembali ke dalam raganya, atau dia gak akan bisa kembali lagi selamanya"

"Yani kenapa pak? lalu apa yang bisa saya bantu? "

"kamu akan bapak bantu untuk ngrogo sukmo"

"apa itu pak? saya gak tahu apa itu ngrogo sukmo"

"Ngrogo Sukmo atau meraga sukma iku kemampuan secara sengaja atau tidak sengaja melepaskan jiwa, sukma, atau tubuh halus keluar dari raga manusia"

"tapi saya gak bisa apa-apa pak haji, saya hanya bisa melihat hal-hal ghaib saja"

"nanti akan bapak bimbing kamu untuk melakukan perjalanan astral"

SUAMIKU GENDERUWO (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang