Epilog

667 65 3
                                    


Karena ini epilog, boleh dong aku minta vote dan komennya, gaes :3


***

MOKA menatap papan pengumuman dengan bibir terbuka. Hari ini hasil Ujian Tengah Semester diumumkan. Dia tidak percaya namanya berada pada urutan nomor 12 di kelasnya.

"Em, ini gue nggak salah liat kan? 12 bukan 21?"

"Iya. Perlu gue cubit atau gue tabok dulu biar percaya kalau ini bukan mimpi?" tanya Emy dengan malas. Sudah beberapa kali Moka menanyakan hal yang sama which is membuatnya kesal karena peringkat Emy jauh berada di bawah Moka. Emy ada di peringkat 19.

"Dua belas ya, Mo? Not bad." Suara berat tiba-tiba muncul di belakang Moka.

"Ini bukan not bad lagi, Gi. Ini keajaiban." Moka berbalik dan memberi senyum lebar pada Yogi.

"Dapat peringkat berapa, Gi?" tanya Emy.

"Gue malah belum cek peringkat gue."

Lalu ketiganya mengecek kelas Yogi. Emy menghela napas panjang. "Ngapain gue tanya juga sih ya. Udah pasti peringkat 1 lagi."

Yogi tertawa.

Moka mengangguk-angguk. "Aku emang nggak salah nyari guru les."

Yogi membalas dengan senyuman bangga. Kemudian dia mengeluarkan ponsel untuk mengambil gambar nama Moka dan nomor 12 di sampingnya. "Sebagai guru les, aku bangga sama kamu. Bilang apa dong?"

"Apa kubilang? Aku nggak bodoh-bodoh banget kan?" ujar Moka tak peduli.

"Sama-sama, Mo." Yogi menjawab seolah Moka baru saja mengucapkan terima kasih padanya.

Emy perlahan menyingkir dari pasangan di sampingnya lalu pura-pura muntah.

Yogi tertawa melihat tingkah teman Moka itu. Kemudian dia menatap Moka lagi. "Karena UTS udah selesai, kita bikin perjanjian baru buat ujian semester?"

Moka berpikir. "Kantin?"

Yogi mengangguk.

**

Walaupun Yogi pernah bilang, dia tidak mau lagi membuat perjanjian-perjanjian yang mengatur apa yang ingin dia lakukan, nyatanya dia dan Moka membuat perjanjian lagi. Kali ini perjanjiannya hanya menyangkut mereka berdua. Tidak menyebut orang lain.

Alasannya karena....

"Gue masih nggak habis pikir, ngapain kalian masih bikin perjanjian konyol kayak gini sih," ujar Emy saat dia menjadi penonton Moka dan Yogi yang sedang membuat perjanjian.

"Buat seru-seruan aja, Em," jawab keduanya bersamaan.

Emy berdecak. "Kalian emang pasangan paling konyol yang gue temui."

Dua orang yang dimaksud itu tersenyum saja sambil terus berdiskusi soal perjanjian mereka.

"Jadi kalau aku yang ajak kamu makan, aku yang bayar. Tapi kalau kamu yang ajak makan, kamu yang bayar ya, Gi."

"Oke. Itu adil namanya."

Moka mengulum senyum. Yogi menatapnya curiga.

"Kamu nggak berpikir untuk pakai taktik pura-pura batuk dan bilang lapar tapi nggak mau ngajak makan karena nunggu aku yang ngajak kan?"

Moka tertawa. "Sukanya berburuk sangka!"

"Aku juga nggak keberatan diporotin sama cewek matre selama itu kamu sih, Mo."

- SELESAI -


Akhirnya bisa posting epilog. Terima kasih untuk semuanya yang mau baca dan mengikuti cerita yang apalah ini wkwkwk. Setelah ini aku fokus 2 cerita on going (yang sama-sama apalah)  judulnya: "The Gado-Gado's" sama "Grey"

Bisa langsung cek work aku. Teror aja kalau pengin aku rajin update. Udah selesai ditulis, cuma kan aku gitu yaaaa... mager orangnya. Wkwkw. Tapi kalau ada yang comment dan nyemangatin buat update sih, besoknya brb buka laptop :3

Ini Blurbnya The Gado-Gado's:

"Nggak baik meremehkan mimpi orang lain, Ga. Kamu nggak tahu gimana rasanya menjadi mereka yang hanya mewujudkan impian mereka lewat mimpi." Phytag berucap pelan tapi masih bisa tertangkap di telinga Ega.

Namanya Phytag, bukan karena rambutnya pitak melainkan karena ibunya guru matematika, jadi mencomot rumus Phytagoras untuk nama anaknya.

==========

"Aku bukan orang yang peduli dengan mimpi dan hal-hal sejenis yang kamu katakan tadi. Apa gunanya juga menangkap mimpi kalau kita hidup di dunia nyata bukan dunia mimpi? Jadi adik manis," Ega menoleh pada Phytag, "terlalu banyak bermimpi itu nggak bagus untuk kesehatan pikiran. Segera bangun dari tidurmu. Dream will screw you up." Ega mendengus, terdengar seperti meremehkan.

Namanya Ega, penghuni kos baru yang ingin mencari ketenangan namun harus menerima kalau ternyata dia salah memilih kos-kosan, karena...

tidak ada hari tenang ketika ia tinggal di Kos-kosan The Gado-Gado's!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gold DiggerWhere stories live. Discover now