Bagian 02 | Teman

1.2K 111 19
                                    

"Weh, bro! Lo diapain sama bu Jamilah?" tanya Darren-salah satu teman Galasta-setelah Galasta duduk kembali di bangkunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Weh, bro! Lo diapain sama bu Jamilah?" tanya Darren-salah satu teman Galasta-setelah Galasta duduk kembali di bangkunya.

"Poin merah dua puluh sama hukuman bersih-bersih toilet seminggu," jawab Galasta enteng. Tidak masalah dihukum seberat apa pun, asalkan sama Indira, Galasta rela kok. Indira tipe cewek langka, akan menarik bila dia dijaili saat menjalankan hukuman.

"Ewh, bersihin toilet? Jijay banget. Banyak kuman, tubuh jadi enggak bersih lagi," ucap Gara bergidik ngeri membayangkan berbagai bentuk kuman di toilet. Bentuk yang sama seperti saat guru Biologi menunjukkannya versi animasi.

"Oh ya, gimana sama ciuman tadi? Enak nggak sama Indira?" tanya Darren lagi dengan mata berbinar, tidak peduli ucapan Gara. Instingnya sebagai fakboi sejati menyukai pembahasan seperti ini (read: ciuman, dsb).

"Kissable, masih orginal lagi. Gue rela kena pukul sama hukuman demi bibir Indira," ujar Galasta terkekeh.

"Kalau gue jadi second kissnya enggak papa kali ya?" gumam Darren bertanya-tanya. Mata Galasta melotot penuh ancaman, dia merasa tidak rela sesuatu yang telah berurusan dengannya harus dibagi dengan orang lain. Kekehan keluar dari mulut Darren. "Santai dong, Gal. Gue itu teman lo, enggak mungkin nikung."

Mata Darren melirik ke arah Kaisar, teman sebangku Galasta yang sedari tadi bungkam mendengarkan. Kaisar yang ditatap seperti itu hanya diam tetap tenang, mengetikkan sesuati di gawaninya. Meskipun tahu apa maksud dari tatapan Darren.

Gara mengernyit heran melihat tatapan Darren pada Kaisar. Mereka berdua terlihat aneh. Seperti ada rahasia di balik rahasia. Tetapi, rahasia apa? Gara tidak tahu.

Tiba-tiba saja Haikal dan dua temannya datang tanpa tahu malu membuat kelas 11 MIPA 5 menjadi hening. Aura mencekam begitu kentara saat Haikal dan Galasta saling bertatapan sengit. Percikan api tanda permusuhan berkobar.

"Kalian semua tolong keluar bentar. Gue mau ngomong empat mata sama Galasta," titah Haikal mengedarkan pandangannya sekeliling membuat mereka yang berada di kelas mau tak mau keluar. Menyisakan mereka berdua.

"Mau lo apa?" tanya Galasta to the point.

Haikal tersenyum miring. "Mungkin taruhan tadi lo pemenangnya. Tapi, taruhan kali ini gue enggak yakin. Gue mau nantangin lo taruhan, buat Indira jatuh cinta sama lo selama satu bulan."

Galasta terenyak. "Untung ruginya apa?"

"Kalau lo menang, gue bakalan jadi babu lo selama tiga bulan. Kalau lo kalah, maka, sebaliknya," ujar Haikal menjulurkan tangannya, pertanda perjanjian.

"Oke, deal! Gue terima," ujar Galasta tanpa pikir panjang menyambut uluran tangan Haikal.

"Gue yakin kalau lo bakalan jadi babu gue," ujar Haikal tersenyum sinis lalu melenggang pergi keluar kelas. Setelah cowok itu pergi, anak kelas kembali masuk. Termasuk teman-teman Galasta. Mereka bertiga menatap Galasta penasaran.

Ini Aku [Completed] ✔Where stories live. Discover now