Bagian 03 | Siapa?

895 86 17
                                    

"Kai, lo suka sama Indira?" tanya Darren penasaran, ingin tahu secara langsung dari oknum terdakwa

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Kai, lo suka sama Indira?" tanya Darren penasaran, ingin tahu secara langsung dari oknum terdakwa. Dilihat dari sikap perhatian berlebih yang ditunjukkan Kaisar, sangat terlihat kalau ia memang nenyukai Indira. Tetapi, hati tidak ada yang tahu 'kan? Bisa saja Kaisar itu hanya menganggap Indira sebagai adik.

Kaisar menoleh. "Kalau gue suka kenapa? Kalau enggak kenapa? Apa urusannya sama lo?" tanyanya risih dengan pertanyaan Darren.

"Sikap lo yang kayak gini bikin gue makin yakin kalau lo emang ada rasa sama Indira. Tapi, mendingan lo ngalah aja deh. Relain dia buat Galasta. Sekali mendayung, dua pulau terlampaui. Dengan adanya Indira, mungkin saja Galasta bisa move on dari dia," papar Darren teringat pada seseorang yang pernah menempati hati Galasta. Seseoramg yang sekarang telah pergi.

"Kalau dia balik lagi gimana? Indira dikemanain? Dia cuma dijadikan alat move on abis itu dibuang gitu? Sorry, Ren. Indira terlalu berharga untuk Galasta," sahut Kaisar.

"Enggak mungkin dia balik. Sama aja memperkeruh suasana. Apalagi di sini juga ada Haikal," ujar Darren.

Kaisar tersenyum sinis. "Enggak ada yang enggak mungkin, Ren. Dia juga cinta sama Galasta, bisa aja dia balik sewaktu-waktu. Membuat hubungan antara Haikal dan Galasta makin runyam."

Dahi Darren mengerut samar. Memang benar apa yang dikatakan oleh Kaisar. "Terus lo mau tetap lanjut diam-diam gitu? Kalau lo gentle, langsung gaspol lah. Jangan kasih kendor."

"Persahabatan di atas segalanya. Gue takut dengan adanya rasa ini, hubungan gue sama Indira bakalan mencapai endingnya."

Keheningan terjadi. Mata Kaisar menerawang ke arah whiteboard, pikirannya melalang buana. Darren juga membisu. Mereka berdua terlarut dalam pemikiran masing-masing.

"Woi! Bengong mulu lo berdua," tegur Gara yang baru saja datang bersama Galasta. Membuat Kaisar dan Darren tersentak kembali ke dunia nyata.

"Heem. Tumben banget lo kelihatan banyak pikiran, Ren. Biasanya udah nangkring cantik di anak IPS," komentar Galasta. "Lo juga Kai, biasanya udah asik kencan sama buku. Aneh."

"Biasa, mikirin masa depan. Kira-kira calon bini gue di mana ya? Lagi ngapain? Apa malah jagain jodoh orang?" Darren tertawa tanpa dosa. Tak mau mengingat obrolannya dengan Kaisar tadi.

Gara tertawa mendengar penuturan Darren yang terlalu jauh. "Lo kayaknya kebelet banget mau nikah. Nikahin aja noh authornya, masih jomlo. Butuh belaian njir."

"Dia ibu negara kita. Lo mau dinistain, Gar?" tanya Kaisar menatap Gara datar.

"Eh iya kagak elah! Canda doang," ujar Gara masih tertawa.

"Btw, gue belum dapat sosmednya Indira, nyari IG-nya aja gak ada. Gimana mau bisa contact-an?" cerita Galasta. Kaisar langsung menoleh, merasa tertarik dengan pembahasan ini.

Ini Aku [Completed] ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt