Bagian 26 | Cemburu

705 51 0
                                    

"Ra, kata Melanie. Kamu dorong Alura sampai cedera ya?" tanya Saras disela-sela sarapan pagi. Indira berhenti mengunyah makanan, ia mendadak teringat momen menyebalkan sejak bertemu dengan Alura. Indira masih tidak menyangka kalau Alura ternyata suka sekali membuat drama murahan.

"Hm. Nggak sengaja dorong. Lagian cuma cedera ringan," jawab Indira sekenanya. Karena kalau ia menjawab jujur, pasti tidak akan ada yang percaya. Alura menceritakan dengan versi berbeda mendayu-dayu.

"Kamu udah minta maaf belum? Untung aja cuma cedera. Lain kali kamu hati-hati ya jangan asal dorong." Indira lagi-lagi hanya mengangguk sekenanya. Ia mendadak tidak berselera makan meskip menu makanan pagi ini adalah favoritenya. Ia meminum segelas susu coklat sebagai penutup lalu mencangklong ransel hitamnya.

Indira menyalimi tangan Saras. "Indira berangkat dulu. Assalamualaikum, Ma," ujarnya.

"Walaikumsalam. Hati-hati di jalan, jangan ngebut," peringat Saras yang masih dibalas anggukan kepala Indira. "Kamu tuh kenapa nggak ngomong cuma ngangguk doang dari tadi?"

"Kuota ngomong menipis," jawab Indira tertawa. Saras hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Indira.

Indira menuju garasi mengeluarkan motornya. Ia mengenderai motor membelah jalanan dengan tenang karena ini masih pagi. Ia mendadak teringat dengan percakapannya dengan Damian di taman kemarin. Yang membuatnya merasa jengkel pada Damian.

"Ra, gue mau ngomong penting sama lo. Lo jangan ketawa pas dengar kalimat gue selanjutnya. Ini sangat penting," ujar Damian kala itu menatap Indira serius.

Indira diam menatap Damian penasaran. "Mau ngomong apa? Ngomong aja gih," ujar Indira tenang walau sebenarnya hatinya tidak tenang. Berdebar menunggu ucapan Damian.

"Lo jangan ketawa pokoknya!" tegas Damian. "Se-sebenarnya gue su-suka sama Nisa. Gue sengaja deketin lo biar lo mau bantuin gue PDKT sama dia."

"Hah?" Indira menampilkan wajah cengo lalu menyemburkan tawa mengejek. "Astaga, lo jadi cowok cemen banget. Tinggal minta WA deketin apa susahnya sih? Hadehh baru kali ini gue nemu cowok modelan kayak lo. Ngakak astaga hiks."

Damian mendengus. "Dia cewek bar-bar, beda banget. Gue bingung mau apa. Lo harus bantu gue."

"Gue sih mau aja. Cuma ada satu masalah."

"Woi! Jangan ngelamun!"

Indira mengerjap melihat sosok motor di sebelahnya. Kaisar memakai hoodie berwarna hitam yang membuat cowok itu jadi ganteng maksimal. Kaisar emang ganteng dari dulu sih. Bahkan Indira suka membangga-banggakannya ke teman-teman sewaktu SD.

"Nah kan lagi. Dasar tukang halu," cibir Kaisar.

Indira mendengus. "Apasih lo gaje! Gue nggak ngelamun. Gue masih fokus nyetir ke jalanan ya walau pikiran gue emang melayang."

"Sama aja ngelamun. Mikirin apa? Mikirin gue ya?" Kaisar tertawa.

"Heh, sejak kapan lo jadi kepedean gini? Salah pergaulan kayaknya nih," Indira menatap Kaisar horor. "Eh, balapan yuk! Udah lama nih gue move on dari balapan sejak bangka tua itu keluar rumah."

"Omongannya dijaga, gitu-gitu dia juga bapak lo keles. Dia yang selalu ngasih uang lo buat sekolah. Mending masih bertanggung jawab," tegur Kaisar. Indira hanya berdecih sinis, bodo amat ia sudah tidak peduli lagi. "Kan ngelamun lagi. Heran gue sama lo. Mending balapan yuk!"

"Nah gitu dong dari tadi, ayo!"

***

"Ingat, Gal. Lo masih taruhan sama gue. Ini tinggal beberapa hari lagi menuju batas tenggat waktu. Kalau lo nggak bisa, siap-siap aja gue jadiin babu dan harga diri lo bakalan turun. Fans lo bakalan beralih ke gue," ujar Haikal tersenyum remeh.

Tangan Galasta mengepal. "Lo jangan kepedean. Gue pasti bisa raih hati Indira. Sebentar lagi," tekad Galasta bernada ragu. Ia tidak yakin setelah kejadian tamparan itu Indira akan memaafkannya. Galasta akan berusaha meminta maaf secara tulus, tetapi, tetap tidak membenarkan cerita versi Indira. Dia percaya Alura.

"Selamat menunda kekalahan. Selama lo pendekatan dengan Indira, gue akan berusaha meraib hati Alura," Haikal mengulas senyum sinis lalu melengos pergi. Galasta terdiam menahan gejolak emosinya. Emosinya makin menjadi ketika melihat Indira yang berjalan riang berangkulan bersama Kaisar.

Galasta yang sudah kepalang emosi langsung mendekat ke arah Indira. Ia menatap dengan tatapan tajam lalu menarik tangan Indira paksa menuju taman belakang sekolah. Indira menyusul dengan langkah terseok-seok.

"Lo jangan dekat sama cowok mana pun!" tegas Indira dengan sorot mata memerah emosi.

Indira melotot. "Apa hak lo melarang gue? Lo siapa, gue siapa?" tanya Indira menantang.

"Karena lo punya gue!" jawab Galasta tanpa ragu langsung mendekap Indira erat. Indira yang dipeluk sembarangan langsung melayangkan tinjuan kecil ke perut Galasta.

"Lo apa-apaan sih!" sentak Indira kasar.

Matanya menatap Galasta nyalang. "Awalnya, lo deketin gue pas ada masalah lo nuduh-nuduh gue sembarangan terus pas mau gue maafin lo bikin gue kecewa. Masalah datang lagi pas kedatangan mak lalampir. Lo kembali nuduh gue bahkan dengan teganya menampar. Lo seenaknya keluar-masuk kehidupan gue. Lebih baik sekarang lo jauh-jauh aja biar hidup gue tenang. Gue benci sama lo!"

Galasta meneguk salivanya kaku. Ia melirik Indira yang kentara sekali menahan tangis. Rasa bersalah kembali menyergap. Galasta merasa dirinya adalah laki-laki bodoh. Ia sudah sering membuat Indira kecewa karena sifatnya yang egois, ingin menang sendiri, dan pemarah.

"Lo mending pergi aja!" usir Indira lagi dengan nada tegas. Pelupuk matanya sudah membendung air mata. Galasta mengingatkannya memori masa lalu tentang mantan ayah dan Saras. Dulu, mereka berdua sering bertengkar dengan Indira sebagai saksi mata. Galasta memiliki sifat yang sama dengan mantan ayah.

"Maafin gue, Ra. Gue tahu kalai gue emang salah. Tapi, tolong maafin gue yang bikin lo kecewa," pinta Galasta memelas.

"Dengan seenaknya lo kembali datang meminta maaf? Lo pikir bakalan gue maafin? Sorry, ya gue udah terlanjur sakit hati. Harga diri gue seolah diinjak-injak. Maaf gue mahal," Indira tersenyum sinis. "Tapi, kalau lo emang mau maaf dari gue. Gue kasih satu syarat."

"Apa syaratnya?"

"Cariin kambing bertelur."

***

Ini Aku [Completed] ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें