Bagian 08 | Terngiang

415 55 6
                                    

Galasta terkekeh geli melihat foto polaroid yang menampilkan dirinya sendiri bersama Indira di pasar malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Galasta terkekeh geli melihat foto polaroid yang menampilkan dirinya sendiri bersama Indira di pasar malam. Cewek itu tersenyum lebar tanpa canggung merangkul Galasta untuk foto bersama sambil memeluk boneka beruang yang Galasta belikan.

Wajahnya babyface terlihat imut, membuat Galasta merasa gemai ingin memilikinya. Memiliki tanpa embel-embel untuk memenangkan 'taruhan'. Entah sejak kapan senyuman langka Indira menjadi candu. Ia begitu susah ditebak. Aih, kok mendadak rindu pengin ketemu ya?

"Galasta!" Panggilan Melisa membuat Galasta tersentak. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya menuju tempat Melanie berada sekarang. Sekadar info, hari ini adalah hari libur alias Minggu.

"Yes mom?" tanya Galasta setelah berada di hadapan Melanie.

"Tolong anterin makanan ke rumah Alura. Sekalian silaturahmi, kamu udah lama enggak ke sana kan?" Melisa menyerahkan tempat makan berwarna merah. Galasta mengangguk, memang sudah lama tak berkunjung ke rumah itu setelah kepergian dia satu tahun yang lalu.

"Oke, siap!" seru Galasta lalu berlari menuju garasi. Melajukan motornya membelah jalanan. Tak sabar untuk menyapa masa lalu yang dia nanti menjadi masa depannya.

Perjalanan Galasta tak memakna waktu yang lama, hanya sepuluh menit. Karena rumah itu berada di kompleks yang sama, berbeda blok. Galasta berjalan masuk ke sebuah rumah berlantai dua dengan cat nuansa putih gading. Di depannya terdapat berbagai tanaman hias. Tidak berbeda. Masih sama seperti dahulu kala.

Galasta tersenyum menyapa satpam rumah tersebut. Ia menekan bel rumah tiga kali, muncul sosok wanita tua. Wanita tua itu terkejut melihat sosok Galasta.

"Loh? Den Galasta ya? Ya ampun lama enggak kemari semenjak non Alura pergi. Gimana kabarnya den Galasta?" cerocosnya berbinar.

Galasta nyengir. "Baik kok, bi Ijah. Bibi sendiri gimana?"

Bi Ijah-pembantu rumah tangga yang sudah sejak lama di rumah ini tersenyum simpul. "Baik kok. Masuk, den. Pasti nyonya Melanie senang melihat kedatangan den ke sini," ajaknya. Galasta mengangguk mengikuti langkah bi Ijah menuju ruang tamu.

"Bentar ya, den. Panggil nyonya dulu," pamit bi Ijah dibalas anggukan kepala Galasta.

Cowok itu mendudukkan diri di sofa. Tatapannya mengedar ke seluruh ruangan. Mengamati setiap hiasan yang menempel di dinding juga foto-foto keluarga. Ada satu foto yang masih tetap utuh di tempatnya, foto Galasta dan Alura. Kilasan masa lalu saat berada di rumah ini mendadak berputar seperti kaset film rusak.

"Galasta, yuk main boneka sama Alura!" teriak sosok gadis kecil membawa boneka barbie.

Galasta kecil menoleh. "Enggak, ah! Galasta maunya main robot-robotan. Alura ke sini dong, main bareng aku," tolaknya menunjukkan mainan robot-robotan.

Alura mengerucutkan bibirnya kesal. "Ih, nggak mau! Galasta harus main boneka bareng Alura, kalau enggak Alura bakalan nangis nih!" rengek Alura nyaris menangis membuat Galasta gelagapan.

Ini Aku [Completed] ✔Where stories live. Discover now