Bagian 10 | Couple-an

416 59 5
                                    

"Ciee, tadi gue lihat Galasta khawatir banget sama lo tahu, Ra!" seru Nisa berceloteh heboh setelah kembalinya Indira dipapah Galasta dari UKS. Indira hanya bergumam malas, kepalanya masih sedikit nyut-nyutan. Ditambah celotehan Nisa yang tiada habisnya.

Kedatangan Nesia duduk di kursi depan meja Indira memperkeruh suasana. Cewek itu tak kalah heboh dengan Nisa, bedanya dia membahas perilaku 'tak sengaja' Sonya.

"Sumpah ya, Ra! Si Sonya emang nggak sengaja, tapi, harusnya dia minta maaf! Emang tuh anak nggak ada akhlak. Tahunya nikung pacar doang. Modal tampang, otak kosong," ocehnya sebal.

"Kayak otak lo isi aja," celetuk Nisa terbahak melihat wajah masam Nesia.

"Helloww! Yang masuk lima besar di kelas siapa? Gue cuy!" serunya sombong, meskipun sesuai kenyataan. Nisa memutar bola matanya malas, soal peringkat di kelas ia berada di bawah Nesia.

"Diem kan lo? Cuih, meragukan otak jenius gue!" Nesia tersenyum pongah.

Nisa melotot. "Heh, jangan sombong! Gue rangking enam, lu lima! Awas aja besok semester dua gue salip wuss gitu," ujarnya meneriukan suara mobil yang mengeluarkan angin.

Indira memijit pelipisnya pening.

"Gak akan gue biarin! Gue bakalan nyalip Fabian, Minyak kayu putih, Spion, sama Kelapa!" Nesia menyebutkan teman-temannya yang mendapat rangking satu sampai empat dengan julukan aneh.

"Ya ya ya terserah lah!" Nisa memilih mengalah, ia mengalihkan fokusnya ke Indira. "Heh, lo sama Galasta ngapain aja di UKS?"

"Puyeng gue, Nis! Dahla gak usah tanya-tanya mulu!" sentak Indira memasang muka masam.

Nesia tertawa. "Nah kan, mampus lo pakai kepo segala!" ujarnya.

"Kepo menambah wawasan. Lo emang nggak kepo ada hubungan apa mereka berdua? Pasti ada rahasia di balik rahasia, nih!" cerocos Nisa.

Nesia terdiam. "Eh iya, gue juga penasaran!" ujarnya termangu berusaha mengingat sesuatu.

Belum sempat Nisa menyahut, Nesia berseru, "OH YA GUE KEMARIN LIHAT LO SAMA GALASTA BERDUAAN DI PASAR MALAM! MALMINGAN KAN LO BERDUA?"

Nesia dengan suara toanya membuat anak-anak kelas langsung menatap Indira kepo. Anak cewek langsung memgkerubungi meja Indira laksana semut yang dikasih gula. Indira meringis. Woi! Kepalanya tambah nyut-nyutan, walau tadi agak baikan!

"Ra, lo seriusan udah dating sama Galasta?"

"Ciuman di lapangan itu artinya apa? Kalian ada chemistery ya!"

"Ciuman, pelukan, dirawat di UKS, abis itu date ke pasar malam. Sejauh mana hubungan Anda dengan Galasta? Apakah Anda menyukai Galasta?"

Indira rasanya ingin meneriaki mereka semua, tetapi, lidahnya mendadak kelu. Terlalu malas untuk berteriak. Karena kalau manusia udah kepo, pasti melupakan semuanya. Untungnya, sang pahlawan berkuda putih datang menyelamatkan.

Kaisar berjalan membelah kerumunan membawa aura mematikan. "Minggir! Nggak minggir berarti setan!" ketusnya membuat kerumunan seketika memudar.

"Lo nggak papa, Ra? Masih sakit?" tanya Kaisar.

"Kepala gue agak nyut-nyutan," ungkap Indira jujur.

"Pulang aja gimana? Gue izinin ke bu Jamilah," ujar Kaisar memberi saran.

Belum sempat Indira menjawab, tiba-tiba Galasta datang langsung mendorong tubuh Kaisar jauh-jauh. "Cowok macam apa yang malah nawarin? Harusnya gercep! Gue udah izinin lo ke bu Jamilah," seloroh Galasta.

Indira melotot. "Heh! Gue nggak mau balik!"

"Protes not received. Pokoknya pulang. Titik."

***

Indira mengembungkan kedua pipinya kesal dengan Galasta yang semena-mena mengizinkannya. Ia harus berakhir pulang bersama menggunakan motor Galasta. Tetapi, sepertinya arah motor bukan ke rumah Indira. Malah arah sebaliknya.

Wait, ini bolos bukan izin?

"Galasta! Lo mau ajak gue ke mana? Lo nyulik gue ya?" tanya Indira melayangkan tabokan ke pundak Galasta. Yang sayangnya diacuhkan, cowok itu lebih memilih fokus mengendarai kuda besinya membelah jalan raya. Indira mulai lelah protes tanpa direspons. Ia akhirnya hanya duduk pasrah.

Motor Galasta menuju salah satu pusat perbelanjaan ternama. Dahi Indira mengernyit tak paham.

"Kita ke sini ngapain?" tanyanya.

Galasta malah tertawa. "Ciee udah pakai kita!" godanya.

Indira mendengus, malu. "Hih, gue tanya beneran juga!"

"Jalan," jawab Galasta lalu menggenggam erat pergelangan tangan Indira. Mereka berdua masuk ke mall. Galasta membawa Indira ke toko khusus hoodie couple. Lagi-lagi Indira hanya bisa bengong melihat Galasta yang sudah memilah-milah.

"Menurut lo gimana kalau kita pakai hoodie tiga warna?" Galasta menunjukkan sepasang hoodie sama memiliki tiga warna.

"Nggak mau, ah! Masa couple an kayak anak alay? Ewh," ujar Indira bergidik ngeri. "Mending beli samsak, baju karate, kemeja, atau sepatu sport gitu. Biar keceh badai," lanjut Indira memberi saran dengan jiwa kelaki-lakiannya.

"Lo nggak bisa gitu ganti style jadi cewek? Gue di sini beliin hoodie buat nutupin seragam." Galasta mendengkus jengkel.

Indira ber-oh-ria. "Ngomong dong! Yaudah sih pakai hoodie apa aja gue mah emang terlahir cantik," ujarnya percaya diri.

Setelah membeli hoodie couple tiga warna, Galasta mengajak Indira pergi ke game center. Mereka berdua bertanding game satu sama lain. Yang terakhir adalah memakai alat virtual horor versi 3D. Indira memekik histeris nyaris menangis membuatnya jadi tontonan.

Berakhir sekarang berada di kursi dekat toilet. Napas Indira memburu. "Nggak lagi-lagi! Gue lupa kalau gue parno soal horor! Mending lawan preman pasar sumpah!" cerocosnya kesal menerima sebotol aqua.

Galasta tertawa. "Cemen banget, baru masuk ke kegelapan langsung aaaa!" Dengan gaya menyebalkan, Galasta meniru teriakan histeris Indira.

"Biarin. Gue jadi badmood, males lihat muka lo," Indira memasang wajah masam. Ia berjalan menjauh dari Galasta. Berjalan melihat ke sekeliling; toko-toko mulai dari pakaian sampai aksesoris semuanya ada. Kaki jenjangnya tertarik untuk masuk ke toko aksesoris serba couple.

Matanya berbinar melihat gantungan HP berbentuk dream catcher satu set. "Bagus banget, tapi, kalau couple mau sama siapa?" tanya Indira pada diri sendiri. "Kaisar apa yak? Atau Nisa?"

"Sama gue aja." Tahu-tahu Galasta datang mengambil gantungan dan membelinya. Indira lagi-lagi mendengus. Galasta; datang tak diundang dah macam jelangkung, suka semena-mena. Walaupun dalan hati ia berterima kasih pada cowok itu entah apa alasannya.

Satu yang pasti, Indira senang memiliki barang couple dengan Galasta.

***

Avv udah couple-an aja jadi gemayy ><

Jan lupa tinggalkan jejak! 🤗

Ini Aku [Completed] ✔Where stories live. Discover now