Bagian 07 | Jalan

458 63 20
                                    

"Hai, Ra! Lo ada waktu nggak nanti malam?" tanya Galasta untuk kesekian kalinya sejak waktu istirahat tadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hai, Ra! Lo ada waktu nggak nanti malam?" tanya Galasta untuk kesekian kalinya sejak waktu istirahat tadi. Indira mendiamkannya tak peduli. Ia benar-benar menganggap Galasta adalah makhluk ghaib. Ia tidak ingin menerima ancama dari Cherry lagi, itu mengganggu.

"Raa, nanti malam nge-date yuk!" Galasta tak goyah untuk merecoki Indira. Dengan tekad bulatnya, dia akan menancap gas mendapatkan hati seorang Indira Venelopa. Tenang aja, enggak bakalan main perasaan. Ini cuma soal taruhan yang mempertaruhkan harga diri.

"Ra, gue manusia, loh! Ganteng lagi, masa lo anggurin gitu aja? Sayang banget," cerca Galasta mencolek-colek pundak Indira yang berjalan cepat ke parkiran setelah membersihkan toilet.

"Ayo dong! Gue udah rela ngejar-ngejar kayak gini sampai kecapekan. Lo nggak kasihan sama gue? Ada untungnya lo kalau nge-date sama gue! Lo bisa terkenal, followers sosmed jadi naik, bisa gue lindungin, beuh pansos deh," cerocos Galasta mempromosikan dirinya sendiri.

Indira memberhentikan langkahnya, ia menghela napas kasar. "Galasta Andromeda," panggil Indira penuh penekanan dengan senyum manis.

Wajah Galasta berbinar melihatnya. "Yes? I'm here, girl!"

"Enggak ada yang minta lo ngikutin gue. Gue lagian enggak mau jalan sama lo. Gue enggak butuh pansos, yang ada gue digebrek sama fans-fans fanatic lo itu! Dan satu lagi hal yang penting, gue benci sama lo jadi tolong jangan deketin gue lagi," ujar Indira dengan napas memburu. Hidungnya kembang-kempis. Aura percikan api begitu kentara.

Galasta tersentak, senyumnya luntur tergantikan dengan wajah menyeramkan. Indira meneguk salivanya sendiri. Mendadak nyalinya menciut. Ekspresi Galasta saat ini menunjukkan kalau perintahnya tidak ingin terbantahkan. Seolah di hadapannya ini adalah lawan.

Tangan Indira gemetar. Matanya melirik ke sekeliling. Hanya ada mereka berdua. Hari ini sekolah hanya ada satu kegiatan ekstrakurikuller. Bulir keringat membanjiri dahi Indira. Katakan saja kalau ini lebay, tapi, kenyatannya memang ekspresi Galasta saat ini mengerikan!

Mau tahu ekspresi Galasta kayak gimana? Kuy sini masuk dunia Wattpad :D

Dalam sekejap, Galasta mengunci pergerakan Indira. Mendorongnya ke tembok. Wajah mereka begitu dekat, bahkan hidung nyaris bersentuhan. Napas Indira tercekat. Tubuhnya membeku tak berkutik. Oksigen di sekitarnya mendadak terasa lenyap.

"Gue enggak akan pergi dari hidup lo. Lo harus jadi milik gue. Ntar malam gue jemput ke rumah lo jam tujuh. Harus udah siap!" ujarnya penuh penekanan.

Indira terdiam. Kenapa dia tidak melawan? Indira membalas Galasta dengan pelototan tajam. "Kan gue bilang nggak mau ya nggak mau! Gue mau ngerjain tugas," seru Indira keukeuh.

"Nggak! Lo harus jalan sama gue. Atau gue bilang sama semua orang kalau kita itu pacaran?" Galasta menyeringai.

"Ih! Kok mainnya ngancam gitu sihh?" Indira mengembungkan pipinya, kesal. Galasta terkekeh gemas, tak tahan untuk mencubit pipi Indira.

Ini Aku [Completed] ✔Where stories live. Discover now