9

2.4K 126 2
                                    

Pagi – pagi Reta sudah terbangun, Reta menoleh ke sebelah kanannya ketika merasakan seseorang menggenggam tangannya.

Dia tersenyum ketika melihat Revano tertidur dengan menggenggam tangan miliknya.

Perlahan dia mengelus kepala Revano dengan lembut menggunakan tangannya yang di infus.

"Kalau tidur gini kan keliatan gantengnya." Ujar Reta sambil terus mengusap kepala Revano pelan.

"Aku emang ganteng ya, gak cuma waktu tidur aja." Ujar Revano.

Reta tersentak melihat Revano yang terbangun, Reta mendengus pelan dengan bibir di cabikkan namun masih mengusap kepala Revano.

Sebenarnya Revano sudah lama bangun, dan dia lebih memilih menatap Reta sambil sesekali membelai pipi dan mengecup tangan Reta yang tidak diinfus.

Namun ketika melihat Reta membuka mata Revano langsung pura – pura tidur. Dan menikmati tangan Reta yang membelai kepalanya dengan lembut.

Revano yang melihat itu langsung tersenyum. Dan mencium bibir Reta dan sedikit melumatnya.

Reta yang mendapatkan serangan di pagi hari hanya bisa terbengong dengan pipi bersemu merah.

"Duh ini tuh masih pagi ya, bisa enggak kalian tahan dulu." Ujar Kevin yang melihat keuwuan Reta dan Revano.

"Iya nih." Ujar Rendra mendukung kakaknya.

"Kalian pengen, makanya punya pacar donk." Ujar Revano santai.

Sedangkan Reta, wajahnya sudah sangat merah bak kepiting rebus. Reta langsung memalingkan wajahnya.

....................................

Saat ini Revano tengah menyuapi Reta, Kevin pulang untuk membawa baju kotor Reta, Rendra di kamar mandi.

"ASSALAMMU'ALAIKUM." Teriak Heni.

"Lo bisa enggak sih enggak usah teriak teriak, ini tuh rumah sakit bukan hutan." Omel Aldo, namun omelan Aldo hanya dianggap angina lalu oleh Heni.

"Ya ampun Ta, lo sakit apa sih? Lo kok bisa sakit gini sih? Padahal kemarin kita habis seneng – seneng lo. Gue sedih kalau lo sakit kayak gini." Ujar Heni.

"Hen, lo bisa enggak sih nanya satu – satu. Kasian itu Retanya." Omel Aldo lagi.

"YA AMPUN BEBEBNYA SATYA KENAPA BISA KAYAK GINI SIH, KAMU SAKIT APA? KAMU TAU ENGGAK SIH BABANG SATYA KHAWATIR, SAMPE ENGGAK TIDUR SEMALEMAN MIKIRIN KAMU BEB." Teriak Satya sambil berlari sambil merentangkan kedua tangannya berniat memeluk Reta. Namun belum juga memeluk Reta, kerang baju bagian belakang Satya sudah diangkat oleh pawangnya Reta.

Kayak nyincing kucing tuh.

"Lo mau apa?" tanya Revano dengan tatatpan tajamnya.

"Bang Sat tuh bisa enggak sih gak teriak teriak, salah gue apa bisa punya temen kek kalian berdua." Ujar Aldo sambil mengusap dadanya sendiri.

"Kalian siapa?" tanya Reta dengan wajah tanpa ekspresi.

"RETAAAAA? MASA LO LUPA SAMA KITA?" teriak Aldo, Heni, dan Satya bersamaan.

Tadi nyuruh diem, sekarang ikut teriak juga.

Heni lalu mendekat ke arah Reta dan memeluk Reta. Reta pura – pura terkejut, lalu melepas pelukan Heni.

"Kamu siapa sih main peluk – peluk aja." Ujar Reta berpura – pura marah.

"Lo jangan bercanda deh Ta, enggak lucu, lo sakit karena anemia atau kepala lo kepentok pintu sih?" tanya Aldo heran.

AURETA (Cerita akan direvisi)Where stories live. Discover now