11

2.1K 121 5
                                    

Reta berjalan di koridor sekolahnya menuju kelasnya dengan perasaan yang dongkol karena serangan yang diberikan oleh tunangan laknatnya.

Reta berjalan dengan menghentak – hentakan kakinya, di belakangnya ada Rendra dan Kevin yang hanya geleng – geleng melihat Reta yang ngambek mode on.

Rendra dan Kevin mengantarkan Reta ke kelasnya.

"Belajar yang bener." Ujar Kevin sambil mengacak – ngacak rambut Reta dan mengecup pucuk kepala adiknya dengan sayang.

"Abang ke kelas ya." Ujar Rendra juga mengecup kepalanya Reta dengan sayang.

Setelah mereka berdua pergi ke kelas masing – masing Reta berjalan masuk ke kelasnya sendiri, baru mau masuk tangannya sudah ditarik oleh seseorang.

Lalu tanpa aba – aba orang itu juga ikutan mengecup kening Reta lalu pergi dari tempat itu.

Reta masih berdiri mematung di depan pintu kelasnya, sampai – sampai dia tidak sadar jika guru killernya sudah berdiri tepat di depannya.

Guru itu melambai – lambaikan tangannya di depan wajah muridnya itu.

"Kamu mau sampai kapan berdiri di sini? Atau kamu mau menjadi patung selamat datang, atau boneka mascot XI IPA 1?" tanya Pak Indra guru kimianya sekaligus salah satu guru terkillernya.

Reta masih mematung.

"Aureta Putri Mahendra." Sentak Pak Indra.

Reta tersentak sambil memegang dadanya.

"Astaga bapak, ngagetin aja deh, sejak kapan bapak ada di sini?" tanya Reta.

"Kamu ini, cepetan duduk."

"Hehehe, iya pak." Ujar Reta sambil cengengesan lalu pergi ke tempat duduknya.

"Dasar kamu ini Reta, kamu habis kesambet setan apa sih, sampe menjadi patung selamat datang di depan kelas?" tanya Pak Indra kepada Reta.

"Saya ..."

"Reta habis dicium 3 cowok tertampan di sekolah pak." Ujar Heni.

"Ini itu area pendidikan Aureta, kenapa kamu jadi seperti ini, lagian siapa sih yang cium kamu?"

"Pertama Kevin Putra Mahendra, terus Aurendra Putra Mahendra, terakhir Sang Ketua Osis Ananda Revano Siregar." Ujar Aldo.

"Wahhhh Aureta kamu menang banyak." Ujar Pak Indra.

"Bapak belajarnya kapan, kenapa malah gosipin saya gini sih?" tanya Reta dengan wajah yang sudah memerah karena malu.

"Baiklah mari kita mulai pelajaran kita pagi ini." Ujar Pak Indra.

Kring kring kring.

"Baiklah pelajaran hari ini berakhir sampai di sini, jangan lupa dengan tugas yang saya berikan ya." Ujar Pak Indra lalu melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Akhirnya selesai juga, kantin kuy." Ajak Aldo.

"Kuy lah." Ujar Satya dan Heni bersamaan.

"Lo enggak ke kantin Ta?" tanya Heni.

"Kalian duluan aja, gue masih mau nyalin ini, pesenin aja nanti gue nyusul." Ujar Reta.

"Oke deh, lo pesen apa?" tanya Aldo.

"Biasa." Ujar Reta tanpa menoleh ke arah sahabat- sahabatnya.

"Oke, cepetan nyusul ya." Ujar Satya.

Reta hanya membalas dengan deheman.

Satya, Aldo dan Heni pun berjalan ke kantin. Di depan kelas mereka bertemu dengan Rendra.

AURETA (Cerita akan direvisi)Where stories live. Discover now