17

1.7K 102 2
                                    

Sesampainya di mansion keluarga Mahendra.

Reta berjalan ke kamar kembaran tercintanya.

Tok tok tok...

Cklek...

"Kenapa, sweety?" tanya Rendra.

"Mau tidur bareng donk." Ujar Reta.

"Kamu masih kayak dulu ya, gak bisa tidur sendirian." Ujar Rendra sambil terkekeh.

"Ya gimana bang, aku kan takut, kalau tiba – tiba muncul sosok serem gimana?" ujar Reta cemberut.

"Itu bibir ngapain di majuin? Minta dicium hm?" goda Rendra.

"Bang please deh, kelamaan bergaul sama Revano kenapa jadi kayak gini sih, aku enggak mau ribut sama Heni ya." Ujar Reta.

"Apa sih kamu?" tanya Rendra sambil mengacak – acak rambut Reta gemas.

"Jadi boleh enggak?" tanya Reta memastikan.

Reta melihat Rendra tersenyum manis, membuat Reta tersenyum juga.

"Enggak." Jawab Rendra melunturkan senyumanan Reta.

"Enggak nolak." Ujar Rendra sambil dengan cepat menggendong tubuh mungil partnernya ketika di perut Aurel.

"Kyaaaa!" pekik Reta.

"Apa – apaan sih bang. Pake gendong – gendong segala." Ujar Reta sebal.

"Enggak apa – apa donk, abang kangen gendong kamu." ujar Rendra.

"Bang udah turunin." Ujar Reta.

Rendra menurunkan tubuh kembarannya dengan perlahan.

Dan ikut membaringkan tubuhnya di samping tubuh kembarannya tersebut.

Menarik tubuh Reta ke dalam pelukannya.

Drttt drttt...

Handphone Reta bergetar.

Reta segera mengambil benda pipih tersebut.

Seseorang menelphonnya.

+628121xxxxxxx is calling

"Siapa dek?" tanya Rendra.

"Enggak tau, gak ada namanya." Ujar Reta lalu menggeser tombol merah yang berarti menolak panggilan yang masuk ke handphonenya.

Drtttt drrtttt...

Handphone Reta bergetar lagi.

+628121xxxxxxx is calling

"Ini siapa sih, ganggu orang aja." Ujar Reta sebal.

"Angkat aja, barangkali penting." Ujar Rendra.

Reta mengangguk dan menggeser tombol hijau yang artinya menerima panggilan yang masuk.

"Di loudspeaker." Titah Rendra.

"Hallo." Ujar Reta kepada seseorang di seberang sana.

"Hallo Ta." Ujar seseorang di seberan telephone yang ternyata seorang pria.

Reta terdiam.

Dia sangat mengenal suara ini.

"Siapa?" Rendra bertanya tanpa suara.

"Alvin." Jawab Reta.

"Wah hebat banget kamu Ta, kamu masih inget aja suaraku kalau di telephone." Ujar orang tersebut yang ternyata Alvin.

Rendra mengerutkan keningnya.

"Lo tau nomor gue dari mana?" tanya Reta dingin.

"Apa sih yang gak aku ketahui tentang kamu Ta?" ujar Alvin dari seberang sana.

AURETA (Cerita akan direvisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora