24

1.8K 102 5
                                    

Sudah hampir 2 minggu Reta di rawat di rumah sakit.

Hari ini waktunya Reta untuk pulang, karena ia terus merengek minta pulang ke rumah.

Sebenarnya masih di tentang oleh semua orang, namun dengan bujuk rayu akhirnya ia dapat pulang.

Dengan catatan ia harus kontrol setiap obatnya habis karena tulang rusuk dan punggungnya belum sembuh.

Masalah Alvin, keluarganya menyangkalnya, karena Alvin hanya mengikuti dan tidak bermasuk mencelakakan Reta.

Dan yang memotong kabel rem mobil Reta juga bukanlah Alvin melainkan orang lain.

Itulah yang membuat Revano, Rendra, dan Kevin sangat geram.

Walaupun begitu Alvin tetap mendapatkan bogem mentah dari Revano dan kedua calon kakak ipar Revano.

Dan mereka juga mengancam tidak akan tinggal diam jika Alvin mendekati Reta kembali.

"Kamu beneran mau pulang sekarang?" tanya Revano cemas.

Reta memutar bola matanya malas.

"Kamu sadar gak sih, kalo kamu udah nanya ini sebanyak 15 kali?"

"Ya kamu kan masih belum sehat Ta."

"Pokoknya aku mau pulang, aku udah bosen banget disini, lagian di bolehin kan sama dokter Andri."

Revano menghela nafas lalu mengangguk lemas.

Ia menarik kursi roda agar mendekat tempat Reta duduk.

Ya memang kaki Reta baik – baik saja. Namun punggungnya lah yang menjadi masalah.

Dan Revano pun khawatir jika Reta harus berjalan.

Maka dari itu Revano menyiapkan kursi roda untuk Reta, awalnya Reta menolak tapi karena tidak tega dengan wajah memelas dan khawatir dari Revano, Reta pun mau memakai kursi roda.

Revano menggendong Reta ala bridal style lalu mendudukan tubuh Reta di atas kursi roda dengan sangat hati – hati seolah – oleh tubuh Reta adalah kaca yang sangat tipis dan bisa pecah dengan mudah.

"Yang lain gak pada jemput Van, Bang?" tanya Reta.

"Mereka nunggu kamu di rumah Ta." Ujar Revano.

Ya memang yang menemani Reta dan membereskan barang – barangnya hanya Revano dan Rendra.

Reta menganggukan kepalanya mengerti.

Revano mendorong kursi roda Reta menuju lobi rumah sakit dan Rendra yang menenteng tas berisi baju – baju Reta.

"Kamu tunggu di sini sama Revano bentar ya dek, abang mau ambil mobil dulu." Ujar Rendra.

"Oke bang." Jawab Reta.

"Van jagain, lecet dikit aja gue tendang lo sampe bulan." Ujar Rendra sambil mengacungkan bogemannya.

Revano hanya bergumam malas.

Rendra membungkuk dan mencium pucuk kepala kembarannya dengan sayang.

"Jangan kayak gini lagi, kita ini kembar, kita saling berbagi tempat dan saling berpelukan di perut mommy, jadi kamu sakit abang juga sakit." Ujar Rendra.

"Iya bang." Ujar Reta sambil tersenyum manis.

"Udah cepetan sana ambil mobilnya, kasian tunangan gue kecapekan." Ujar Revano.

Rendra berdecih kesal, dan Reta hanya menggeleng – gelengkan kepalanya pelan.

Revano berjalan ke depan Reta dan berlutut di hadapan Reta.

AURETA (Cerita akan direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang