29

1.8K 103 2
                                    

"Eungghh." Seorang gadis, ah ralat mantan gadis itu menggeliat saat matanya merasakan sinar matahari yang masuk melewati celah – celah tirai jendela.

"Wait, what is this?" tanyanya ketika dia secara tidak sengaja meraba sesuatu yang berada tepat di depannya.

Perlahan mata mungil itu terbuka, dan ia langsung terbelalak kaget ketika pandangannya langsung bertabrakan dengan dada bidang seorang pria.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAA!" teriaknya lalu menendang pria itu hingga terjatuh.

"Awwww! Ya Allah Reta sayang, masa pagi – pagi udah KDRT aja sih." Keluh pria itu dengan suara serak khas bangun tidur kepada sang istri.

Sang istri perlahan membuka matanya, dan langsung melotot melihat suaminya terduduk di bawah ranjangnya sambil mengusap pantatnya yang nyeri akibat menghantam kerasnya lantai dingin kamar sang istri.

"Ya Allah Revano, kamu gak apa – apa?" tanyanya sambil bangkit dari kasur dan berdiri di hadapan sang suami. Tangannya terulur dengan maksud ingin membantu sang suami berdiri.

Ya pasangan suami istri itu adalah, Revano dan Reta.

Revano terdiam sambil menatap lekat Reta.

Reta yang menyadari pandangan sang suamipun langsung menundukkan kepalanya mengikuti arah pandangan Revano.

Mata mungilnya membulat sempurnya melihat tubuhnya tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh polosnya.

"KYAAAAAAAAAAA." Reta langsung berbalik dan bermaksud untuk berlari ke kamar mandi.

Namun baru saja ia berbalik dan ingin berlari, namun perih di daerah kewanitaannya membuat dia meringis perih dan akan terjatuh kalau saja Revano tidak sigap menangkap tubuh Reta.

"Masih sakit?" tanya Revano khawatir setelah mendudukan Reta di pinggiran kasur.

Wajah Reta merona ketika Revano menatap tubuh polosnya. Di tambah Revano yang juga tidak memakai apapun.

Revano yang melihat wajah Reta memerah karena malu pun menyeringai jail.

"Morning s*x." bisik Revano dengan suara seraknya tepat di telinga Reta.

Revano memulai serangannya dengan mencium ditambah menjilat leher jenjang milik Reta.

"Van." Lenguh Reta.

Revano hampir mencium Reta sebelum suara bariton memanggil mereka dengan keras.

Dok dok dok dok dok!

"RETA, REVANO BANGUN WOYYYY! WOYYYY UDAH JAM BERAPA INIIIIII!" teriak Kevin dari pintu depan kamar Reta.

"WOYYYYYYY BA..."

"Bisa diem gak sih lo bang, pagi – pagi udah berisik aja. Ini tuh rumah bukan hutan, lagian lo bisa gak sih kalau gedor pintu lembut dikit. Kalo rusak lo ma mmmphhh..."

Belum selesai mengeluarkan protesannya, Kevin sudah membekap mulutnya Reta dengan tangan besarnya.

Reta langsung menepis tangan abang laknatnya itu.

"Aureta Putri Mahendra, adik perempuanku tersayang, tercinta, termanis, bukan kata gue tapi kata Revano. Lo ngomel apa ngerap. Cepet amat sampe gak pake nafas. Siapa bilang ini pagi, noh liat udah jam 11 SIANG." Ujar Kevin.

"Cepetan siap – siap, terus sarapan, terus ikut anter daddy, mommy, mama sama papa." Ujar Kevin.

Setelah itu ia berlalu pergi meninggalkan Reta yang masih kesal dengan tingkah lelaki yang sialnya adalah abang kandungnya sendiri.

AURETA (Cerita akan direvisi)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ