13

1.8K 99 3
                                    

Sampai di mall, Reta dkk langsung menuju gedung bioskop.

"Mau nonton apa nih?" tanya Heni.

"Annabele comes home aja." Usul Reta.

Mereka pun setuju, dan membeli tiket nonton Annabele.

Sambil menunggu filmnya di putar, mereka duduk di kursi yang terdapat meja kotak di tengahnya yang berada di gedung bioskop tersebut.

Dan konferensi meja kotak pun dimulai.

Dengan posisi duduk sebagai berikut.

Revano, Reta, Satya, Andika. Di depan mereka ada Rendra, Heni, Aldo, dan Dimas.

"Lo berani nonton horror Ta?" tanya Andika.

"Beranilah, gue bahkan pernah liat yang lebih serem dari Annabele." Ujar Reta.

Mereka semua kecuali Revano dkk tau jika Reta memang memiliki kemampuan melihat makhluk tak kasat mata, mengobrol dengan parah hantu, bahkan sampai gibahin hantu yang lain.

"Kamu bisa liat begituan, Ta?" tanya Revano.

"Bisa." Ujar Reta sambil mengangguk.

"Bahkan dulu pas aku SD, aku enggak bisa bedain mana manusia mana hantu." Ujar Reta.

"Mulai pas SMP gue sering kesurupan." Ujar Reta.

"Hah?" semua orang termasuk Rendra kecuali Reta dkk terkejut.

"Itu SMP, sekarang udah enggak, gue udah berdamai sama para hantu, bahkan gue ajak gibahin hantu lain.' Ujar Reta santai.

"Lo enggak takut Ta liat begituan?" tanya Dimas.

"Pertama takut, apalagi kalau yang muka rata atau mukanya rusak gitu, tapi sekarang udah biasa." Ujar Reta.

"Lo pernah ketemu hantu yang paling serem enggak, sampai gak bisa lo lupain?" tanya Dimas.

"Pernah." Ujar Reta.

"Apa?" tanya Revano dkk, dan Satya dkk.

"PAK BAKTI." Ujar Reta sambil bergidik membayangkan pembina osisnya.

Pernyataan Reta membuat Satya, Heni, Rendra, Aldo, dan Dimas melongo.

Sedangkan Revano dan Andika langsung pucat pasi.

Untuk pengurus osis seperti Revano, Reta dan Andika tau bagaimana Pak Bakti ketika membina osis.

1 salah, semua salah dan akan memberikan ceramah panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume kali 10.

"Kok pak Bakti?" tanya Aldo.

"Masa kalian lupa gimana menakutkannya Pak Bakti." Ujar Reta sambil memasang wajah ketakutan.

"Apa lagi kalau osis ada yang salah, aduuuhhhh wajahnya lebih serem dari hantu manapun yang ada di dunia dan akhirat." Ujar Reta histeris.

Andika dan Revano langsung menganggukan kepala sangat setuju dengan pendapat Reta.

"Ehemmm." Terdengar suara deheman.

"Eh kok ada yang berdeham sih?" tanya Satya.

"Ada hantu ya Ta?" Tanya Revano.

"Iya, dari suaranya sih serem banget." Ujar Reta.

"Van aku merinding." Ujar Reta takut sambil memeluk Revano.

Dan Revano membalas pelukan tunangan tercintanya.

"Kalian kenapa, kalian bisa liat hantu juga?" tanya Satya dan Andika kepada Rendra dkk yang berada di depannya.

AURETA (Cerita akan direvisi)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt