22

1.7K 111 1
                                    

"Riko dan Clara." Ujar Aurel.

Semua orang terbelalak terkejut.

"Kenapa kamu bisa berpikiran mereka?" tanya Robert.

Flashback on

Aurel menerima pesan dari nomer tidak diketahui.

Dan isi pesan itu

'Datang ke rumah di daerah xx, kalau kamu tidak datang keselamatan anak – anakmu menjadi taruhannya'

Tanpa pikir panjang Aurel pergi ke rumah yang sudah ditentukan.

Ia sangat mencintai anak – anaknya, termasuk Aureta.

Karena sebelum Kevin lahir Aurel dan Robert sempat memiliki bayi perempuan, namun Tuhan berkehendak lain, bayi perempuan mereka harus kembali ke sisi Tuhan disebabkan demam berdarah.

Maka dari itu ketika Aureta lahir, mereka sangat bahagia. Aureta sebagai pengganti anaknya yang sudah meninggal.

Dia akan menjaga dan melindungi anak – anaknya termasuk Aureta walaupun nyawanya sebagai taruhannya.

Saat sampai di sana, tidak ada siapapun di rumah itu.

Namun tiba – tiba saja ada seseorang yang membekap mulutnya dari belakang.

Aurel sempat memberontak sebelum kesadarannya menghilang karena bau menyengat dari sapu tangan yang digunakan untuk membekap mulutnya.

Saat tersadar, ia sudah berada di sebuah ruangan yang gelap dalam keadaan terikat di kursi.

Tiba – tiba lampunya menyala, dan ia bisa melihat seorang pria yang berada di ambang pintu.

Aurel sangat mengenal siapa pria itu.

Dia adalah Riko Adi Wijaya. Seorang business man yang sangat terobsesi untuk mengalahkan Robert suaminya.

"Hallo cantik." Sapa Riko.

"Mau apa kamu!?" tanya Aurel galak.

"Wow, dalam keadaan seperti ini saja kamu masih sangat galak ya."

"Sebenarnya yang kau inginkan dari saya apa?"

"Aku ingin kamu membantuku menghancurkan suami tercintamu."

"APA?!" pekik Aurel. Bagaimana bisa ia menghancurkan pria yang sangat ia cintai.

"JANGAN GILA KAMU YA, SAYA TIDAK SUDI MEMBANTU PRIA BR*NGS*K SEPERTI ANDA!" ujar Aurel marah.

"Kalau kamu tidak mau membantu saya, saya tidak akan jamin keselamatan Aureta ya." Ujar Riko sinis.

"Robert sangat mencintai keluarganya, kalau dia kehilangan istrinya plus anak perempuannya, bagaimana ya reaksi dia." Tanya Riko sambil menatap langit – langit membayangkan kehancuran seorang Robert Mahendra.

"JANGAN PERNAH SENTUH AURETA!" teriak Aurel.

"Itu tergantung, kalau kamu mau membantuku, aku tidak akan menyentuh anak perempuanmu sedikitpun." Ujar Riko sambil membelai pipi mulus Aurel.

"Ba-baiklah, aku akan membantumu." Ujar Aurel lirih.

"Good." Ujar Riko sambil mengacak – acak rambut Aurel.

"Kalau begitu, kamu cukup meminta cerai ke suami kamu itu, dan membawa salah satu anak kamu." titah Riko.

"APA!?"

AURETA (Cerita akan direvisi)Where stories live. Discover now