5. Ke-Gep

14.6K 1.9K 218
                                    

.
.
.
.
.

Jeff berusaha menahan diri untuk tidak menjawab pertanyaan Oci dengan jawaban yang sempat dia pikirkan. Karena Jeff rasa sekarang ini belum tepat untuknya membicarakan hal itu pada Oci. Apalagi mendengar mantan istrinya yang sempat bilang kalau dia takut untuk jatuh cinta lagi membuat Jeff semakin merasa bersalah, "Belum kepikiran," Sahut Jeff lalu memasukkan satu sendok sayur yang sudah dia masak ke dalam mulutnya, "Sorry Ros."

Oci mendongak, "For?"

"Kesalahanku di masa lalu."

"Udah aku maafin," Saat makanannya sudah habis, Oci berdiri, berniat untuk mencuci mangkuknya, namun Jeff menahannya. Katanya biar dia saja yang mencuci, "Mas besok kerja lagi?" Tanya Oci sambil memperhatikan punggung Jeff yang sedang mencuci mangkuk dan piring. Dulu, punggung itu menjadi pemandangan favorit Oci saat mantan suaminya sedang memasak atau mencuci piring seperti sekarang. Dia bahkan betah berlama-lama untuk sekedar memandangi punggung lebar Jeff. Tapi sekarang, semuanya sudah berubah. Jeff bukan menjadi hal favoritnya lagi.

"Iya. Ada rapat rutin sama wakil owner. Terus lusa aku ada proyek. Masih di deket-deket sini sih," Ceritanya. Oci mengangguk paham, "Kerjaan kamu gimana? Udah beres yang di Bandung kemarin?"

"Belum. Cuma aku koordinasiin dari sini."

Jeff mengelap tangannya menggunakan hand towel saat sudah selesai mencuci piring. Kemudian dia melepas apronnya yang sempat di pakai, "Kamu lagi luang nggak Ci?" Tanya Jeff.

Oci mengangguk, "Malam ini luang. Kenapa?"

"Netflix yuk. Aku udah lama nggak nonton film soalnya."

Oci sempat berpikir. Kemudian dia mengangguk setuju. Hitung-hitung berterimakasih pada Jeff karena mau mengurus Jaemin selama dua hari ini.

Akhirnya mereka berdua duduk berdampingan di sofa sambil menonton film di televisi. Nonton berdua dengan Jeff seperti ini mengingatkan Oci pada masa-masa SMA, dimana saat itu dirinya baru dekat dengan Jeff. Dan tempat pertama kali Jeff mengajaknya jalan adalah ke bioskop.

Mengingatnya membuat kedua sudut bibir Oci terangkat. Ternyata hidupnya pernah bahagia. Meski itu hanya sebentar.

"Ih dia malah senyum-senyum. Padahal kan filmnya nyeritain psyco," Heran Jeff, tak sengaja melihat Oci yang tersenyum. Padahal filmnya tengah memperlihatkan adegan kekerasan.

Oci tiba-tiba merubah wajahnya menjadi datar kembali lalu menatap sinis Jeff, "Suka-suka," Sahutnya. Kemudian wanita itu kembali memfokuskan perhatiannya pada layar televisi.

Jeff bergidik ngeri, "Serem ya kamu. Bisa-bisa aku dibunuh nih kalau kelupaan jemput Jaemin di sekolah."

"Oh kalau itu pasti."

Jeff terkekeh pada akhirnya.

"Oh iya Mas," Oci merubah posisi duduknya menghadap Jeff, "Selama tinggal sama kamu, Jaemin ngelakuin aneh-aneh nggak?" Sepertinya Oci sudah tidak perduli lagi dengan film yang ber-rate sembilan belas plus itu. Karena dia lebih tertarik membicarakan putranya.

"Eum aneh-aneh ya?" Jeff terlihat berpikir, "Banyak hal aneh yang dia lakuin."

"Kemarin dia hampir nyeburin diri ke danau buat ambil ikan mainannya yang nggak sengaja kecebur," Oci membelalakkan matanya saat mendengar penuturan Jeff. Baru saja Oci hendak protes kenapa hal itu bisa terjadi, Jeff menahannya, "Belum kelar. Tenang dulu. Untungnya aku cepet-cepet liat, terus baju Jaemin aku tarik biar nggak deket-deket danau lagi. Terus tau nggak? Karena ikan mainannya kecebur, Jaemin minta dibeliin ikan hiu. Ya mana mau aku beliin dia hiu. Mau di taruh dimana coba ikan segede badan kamu itu?"

MANTAN [END✔]Where stories live. Discover now